Event

Kolaborasi Anak Bangsa dalam Memajukan Petani dan UMKM Indonesia

08 Jul 2019, Ditulis oleh Kezia Sabrina

Kolaborasi Anak Bangsa dalam Memajukan Petani dan UMKM Indonesia

Pernahkah kamu membayangkan para pelaku UMKM dan petani bersatu?

Hingga saat ini, UMKM masih mendominasi pasar usaha di Indonesia. Berdasarkan Kementerian Koperasi dan UKM RI yang dijelaskan oleh UKM Indonesia, UMKM meliputi sekitar 99,99% (62,9 juta unit) dari total keseluruhan pelaku usaha di Indonesia, terhitung hingga tahun 2017. UMKM juga menyerap sekitar 97% dari tenaga kerja secara nasional. Secara keseluruhan, kegiatan ekonomi UMKM memberikan kontribusi sekitar 60% terhadap total produk domestik bruto Indonesia (PDB) di tahun 2017, yaitu sekitar Rp8.160 triliun. Luar biasa, ya!

Di sisi lain, dari artikel yang sama, Sensus Pertanian BPS 2013 menunjukkan bahwa jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian adalah 26.135.469 unit dan di antaranya terdapat sekitar 4.200 unit (0,016%) yang telah berbadan hukum. Angka ini masih jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan UMKM sektor non-pertanian. Bahkan, liputan CNBC Indonesia menyebutkan bahwa Indonesia kini menghadapi ancaman besar krisis pertanian, yang diprediksi hadir dalam kurun waktu sepuluh s.d. lima belas tahun mendatang. Ini disebabkan oleh krisis jumlah petani, alih fungsi lahan pertanian, serta urbanisasi yang tinggi. Kontribusi sektor pertanian terhadap PDB Indonesia pun terus menurun selama hampir tiga puluh tahun terakhir. Ada masanya Indonesia lekat dengan identitas sebagai negara agraris, tapi sepertinya fokus utama saat ini berada pada sektor industri. Meski begitu, keberadaan petani tidak semestinya kita abaikan. Petani masih ada di antara kita saat ini, berjerih payah untuk memperoleh nafkah melalui rupa-rupa bahan pangan. Justru di sinilah terdapat peluang untuk turun tangan dan membantu petani dengan masalahnya.

Selain petani, pelaku UMKM pun tidak terlepas dari hambatan tersendiri. Lanskap UMKM di Indonesia, walaupun tampak baik secara sekilas, masih belum sepenuhnya optimal. CNN Indonesia melansir bahwa baru 3,79 juta UMKM yang sudah memanfaatkan platform online dalam pemasaran produk, atau sekitar 8% dari total pelaku UMKM tanah air. Meresponi hal ini, Kementerian Koperasi dan UKM serta Kementerian Komunikasi dan Informatika pun menggagas gerakan 8 Juta UMKM Go Online di tahun 2017. Kerjasama dengan para pelaku e-commerce ini bertujuan untuk mempercepat langkah pelaku usaha Indonesia memasuki ranah digital.

Tidak bisa kita pungkiri, teknologi menjadi aspek krusial dalam kehidupan manusia masa kini. Keseharian kita tidak lagi terlepas dengan teknologi, sehingga pemanfaatan teknologi secara tepat pun diperlukan jika kita mau mengambil langkah maju. Dengan harapan besar untuk memajukan pasar usaha anak bangsa, perlu lebih banyak pembelajaran, inovasi, dan terlebih kolaborasi yang bisa kita terapkan terhadap pelaku UMKM Indonesia.

Mengapa kolaborasi juga penting?

Karena dua kepala lebih baik daripada satu. Dua tim memiliki kemampuan lebih untuk melengkapi kekurangan masing-masing. Teknologi memang mendukung kehidupan masa kini, namun juga menghadirkan masalah baru yang jauh lebih kompleks. Karenanya, kita memerlukan satu sama lain untuk menghasilkan solusi bagi berbagai permasalahan kehidupan. Sebagai contoh terkait masalah pertanian di Indonesia, KBR pun mengulas pentingnya bantuan swasta dalam bidang ini. Perlu ada sistem untuk menopang sektor pertanian, seperti untuk manajemen rantai pasokan dan distribusi pangan, pengembangan sumber daya manusia, serta jaringan pasar yang lebih luas. Kolaborasi memungkinkan kita untuk mengembangkan diri dan memberikan dampak yang lebih besar bagi sekitar kita. 

Jelas terlihat bahwa kita butuh lebih banyak inisiasi dari anak bangsa untuk menanggulangi masalah bersama. Ini juga yang menjadi upaya dari Qasir, aplikasi kasir untuk membantu pedagang mencatat berbagai keperluan dalam penjualan, serta TaniHub, aplikasi e-commerce untuk petani menjual ragam hasil pertanian.

Kolaborasi Qasir dan TaniHub bagi Pelaku Usaha Indonesia

Sudah terlalu lama petani dan pelaku UMKM Indonesia dipandang sebelah mata. Padahal, ketika kita melihat angkanya, keberadaan kedua sektor usaha ini begitu vital bagi kelangsungan hidup bangsa, secara spesifik dalam menunjang perekonomian nasional. Inilah yang membuat Qasir dan TaniHub terpanggil untuk berkolaborasi. Mulai tanggal 3 Juli 2019 kemarin, Qasir dan TaniHub resmi bekerja sama. Ivan Arie Sustiawan, CEO TaniGroup dan Michael J. Willem, CEO Qasir menandatangani secara langsung perjanjian kolaborasi ini. 

Kerja sama ini bukanlah kerjasama biasa. CEO Qasir Michael Willem mengatakan bahwa kerjasama ini didasari oleh semangat yang sama, yaitu memberikan akses yang lebih baik bagi para petani dan UMKM. Artinya, cita-cita TaniHub dalam mendukung petani melalui akses finansial dan pasar yang lebih baik berpadu dengan misi Qasir dalam meningkatkan kualitas UMKM agar tidak kalah dengan toko modern yang semakin menjamur. Sebagai langkah nyata melalui kolaborasi ini, Qasir ikut menyalurkan hasil produksi petani Indonesia agar bisa diakses oleh lima puluh ribu merchant-nya. Kamu pun bisa berbelanja produk dari TaniHub melalui aplikasi Qasir serta Miqro.

Dikutip dari blog TaniHub, kerjasama ini memiliki nilai yang berbeda. TaniGroup bercita-cita untuk mendukung petani Indonesia melalui dua pendekatan yang berbeda namun bertujuan sama, yaitu memberikan akses kepada market melalui TaniHub dan memberikan akses kepada finansial melalui TaniFund. Selaras dengan hal ini, Qasir punya misi untuk membuka peluang ekonomi yang setara untuk memberdayakan UMKM melalui teknologi. Oleh karena itu, dengan kolaborasi ini, hasil produksi petani lokal pun akan ikut meningkat dengan akses yang didukung oleh teknologi.

“Pesatnya teknologi kerap membuat usahawan mikro dan kecil gigit jari karena mereka terancam tergerus oleh persaingan. Karenanya, sejak awal didirikan, semangat kami adalah merangkul mereka untuk ikut mengembangkan usaha lewat inovasi digital. Salah satunya membuka akses mereka ke berbagai layanan fintech dan teknologi yang sudah diintegrasikan ke dalam aplikasi Miqro milik Qasir,” terang Michael Willem, sebagaimana diulas oleh media online SELULAR. Dengan semangat yang sama inilah kolaborasi berhasil direalisasikan.

Proses perwujudan kerjasama memang Qasir dan TaniHub memang tidak begitu terlihat oleh masyarakat luas, namun kedua pihak lebih berfokus pada tujuan yang ingin dicapai. Hasil dari kolaborasi ini pun dipusatkan terhadap kota-kota tidak besar yang kurang memiliki akses memadai. Karena tujuan kerja sama ini adalah untuk optimalisasi produksi petani nantinya, jadi tidak perlu di depan layar. Kami adalah partner yang kolaboratif dan suportif,” jelas Ivan Arie Sustiawan.

Jauh dari bayangan, berbeda dari acara penandatanganan memorandum of understanding (MoU) biasanya yang terkesan formal, suasana peluncuran kerjasama ini justru begitu hangat. Banyak canda dan tawa pun terdengar saling bersahutan di dalam markas Qasir yang nyaman ini. Bahkan layaknya acara lamaran, tim TaniGroup membawa satu paket berisi buah-buahan layaknya seserahan, sementara pihak Qasir secara simbolis membawa mesin transaksi. Acara ditutup dengan ramah tamah dan obrolan santai di kebun belakang kantor Qasir.

Kini, kedua belah pihak akan terus menjalin pertemanan sebagai modal untuk tumbuh besar bersama serta katalisator bagi para pelaku UMKM dan petani Indonesia. Mohon doa restu ya, BossQ!

Share artikel ini