Event

QTalks "Bagaimana Membangun Usaha dengan Modal Minim?"

24 Feb 2020, Ditulis oleh Putri Anggia

QTalks "Bagaimana Membangun Usaha dengan Modal Minim?"

 

Cuaca sore itu mendung sesekali gerimis di venue QTalks, Loophaus Cilandak. Tim Qasir sudah bergegas menyiapkan ini-itu-nya acara sejak pukul empat sore. Maklum saja, acara rencananya dimulai pukul 18.00 hingga 21.00. Di dalam ruangan sudah tertata rapi kursi untuk peserta QTalks, kursi untuk pembicara, layar untuk menampilkan presentasi, audio system dan beberapa microphone. 

Sekitar setengah enam, satu per satu peserta mulai berdatangan dan melakukan registrasi. Beberapa yang kami tanyai dari mana mendapatkan informasi tentang acara Qtalks ini, mengaku “tahu dari sosmed” dan “dikasih tahu teman”. Kebanyakan dari peserta yang datang adalah karyawan yang punya bisnis sampingan. Beberapa saja yang sudah jadi merchant POS Qasir, sisanya adalah peserta umum yang memang tertarik dengan tema dan pembicaranya.

Siapa yang nggak tergiur ingin mendapatkan ilmu dari tiga praktisi yang juga ahli di bidangnya dalam satu acara? GRATIS PULA! Sebut saja, Mas Sonny Arca, owner dan founder martabak Orins, Mas Prabu Revolusi, news anchor  (TRANSTV, METRO TV dan CNN Indonesia) yang banting setir jadi pengusaha kuliner Prabu Steak & Coffe, dan Garjita Arumsari, Head Area Grabfood wilayah Jabodetabek. Tema acara ini memang sengaja diperuntukan untuk usahawan mikro yang siap-siap tinggal landas menjadi pengusaha kecil maupun menengah: “Bagaimana Membangun Usaha dengan Modal Minim?”

Sekitar pukul enam kurang, Mas Prabu Revolusi datang dengan segelas kopi franchise luar negeri di tangannya. Gayanya santai, namun tetap terlihat “berbobot”. Gitu kali ya, gaya orang-orang zaman sekarang, terlihat santai dan cenderung effortless. Begitu Mas Sonny Arca datang, juga sama. Untuk ukuran orang yang sudah memiliki 42 outlet martabak, gayanya amatlah terlihat membumi. Mbak Garjita, meski pencapaiannya di dunia pengembangan bisnis tidak bisa dianggap remeh, tapi pembawaannya begitu humble dan hangat. 

 

Kami memulai acara sekitar hampir jam 19.00. Meleset dari rencana. Kami maklum, para peserta dan pembicara kesulitan untuk tiba di pukul 18.00 karena lalu lintas Jakarta dan cuacanya memang sedang tidak bisa diajak kompakan. 

Saat acara akan dimulai, si empunya acara, Agung Wiratama selaku Qasir Head Community and Event membuka dengan memberikan sepatah dua patah kata sebelum memberikan tampuk kepemimpinan acara pada Ivan Hadwin, CEO Office Qasir. Pembawaan Ivan yang tenang, kalem namun kritis dan berwawasan, sangat cocok disandingkan dengan ketiga pembicara kita pada malam itu. 

Acara pun dimulai. Empat puluhan kursi yang disediakan untuk peserta hampir terisi penuh. Bagi peserta yang tidak bisa hadir di Loophaus, Qasir dan Miqro juga menayangkan secara langsung acara ini melalui IG Live. 

Mas Sonny Arca dipersilakan terlebih dulu bercerita tentang bagaimana ia membangun Martabak Orins dari nol, dari modal minim, sesuai dengan tema malam itu. Mungkin banyak yang sudah pernah dengar kisah Mas Sonny, namun tetap saja lebih amazed saat kita mendengar sendiri dari penuturannya, bahwa Orins yang sekarang ada di mana-mana outletnya itu, berawal dari 1 rombong kecil dibawah jembatan stasiun Gondangdia, dan hanya punya 3 karyawan. Martabak Pizza Orins dimulai dari tahun 2011, belum lama-lama banget, tapi kesuksesannya sudah seperti sekarang. 

Di sini Mas Sonny juga menceritakan bahwa inovasi itu tidak harus muluk, inovasi bisa saja datang dari pemikiran yang mungkin terasa receh. Karena adanya ide martabak pizza ini juga datang dari pengamatan Mas Sonny sendiri, bagaimana orang suka berebut memilih bagian bawah saja atau bahkan atasnya saja dari martabak konvensional yang dilipat. 

Mas Sonny juga cerita bagaimana pentingnya manajemen dan pengawasan terhadap kualitas produk. Untuk menjaga kualitasnya merata di tiap outlet, Orins memiliki dapur peracikan tepung sendiri, termasuk juga pemilihan topping yang berkualitas. Mas Sonny juga memberikan standar yang jelas untuk proses masak hingga pengemasan. Itu kenapa kalau kamu beli martabak Orins di mana pun, rasa sedapnya sama!

Acara dilanjutkan dengan Mas Prabu Revolusi yang berkisah tentang bagaimana ia membangun usaha. Ia memberi judul presentasinya dengan “My Entrepeneurial Journey began with Failure”. Tidak banyak yang tahu, bahwa di  tahun 2002 ia sudah memulai bisnisnya dengan membangun usaha di bidang Tech bernama Revolution Technology yang membangun AI Flight Operation System bersama dua Airlines terbesar di Indonesia. Namun hanya dalam waktu dua tahun, para foundernya “pecah kongsi”. Tahun 2004 ia kembali membangun bisnis, namun juga tidak bertahan lama. Akhirnya, tahun 2006 Prabu memutuskan berkarir di bidang jurnalistik dengan menjadi News Presenter di TRANSTV, METROTV lalu CNN Indonesia.

Insting bisnisnya kembali bangkit di tahun 2012 dengan membangun restoran steak bersama rekan-rekannya yang sebagian besar public figures. Namun sayang, karena manajemen yang kurang baik, pecah kongsi terjadi lagi, hingga akhirnya Prabu membangun usaha steak sendiri dengan nama Prabu Steak dan Coffee. 

Outlet Prabu Steak and Coffee saat ini sudah ada dua, di Tebet dan Kebayoran, namun Prabu juga sedang membuka bisnis kuliner sehat yang align dengan bisnis media-nya GoFit. 

Setelah Mas Prabu Revolusi bercerita tentang perjalanan bisnisnya, giliran Garjita Arumsari memberikan tips bagaimana memanfaatkan platform digital yang ada untuk memperlancar usaha. Garjita juga mendorong para usahawan untuk terbiasa melakukan riset ketika memulai memutuskan membuat usaha. Setidaknya, dari riset itu, kita bisa tahu siapa konsumen primer kita dan siapa konsumen sekundernya. Sehingga kita tahu kepada siapa produk kita akan dijual. 

Sebagai pemegang pasar Jabodetabek untuk platform pesan makanan, Garjita membocorkan sedikit tentang tren yang saat ini sedang berkembang di pasar kita. Ia pun tidak segan memberikan kiat bagaimana memanfaatkan tren dipadu dengan maraknya platform digital yang bisa dimanfaatkan. Dengan cara itulah, para usahawan khususnya usahawab kuliner bisa bertahan di era digital seperti sekarang ini.

Setelah pemaparan para pembicara, acara dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Uniknya, selain pertanyaan yang asalnya dari moderator dan peserta yang hadir, pembicara juga mendapat beberapa pertanyaan yang diajukan oleh usahawan yang menyaksikan acara ini dari Live IG. 

Acara berlangsung seru dan hangat, meskipun udara saat itu sedang dingin-dinginnya akibat cuaca ditambah AC yang makin malam makin menusuk tulang. Sekitar hampir pukul 21.00 acara pun usai dan ditutup dengan pemberian kenang-kenangan oleh C Levels Qasir pada para pembicara, sesi foto dan ngobrol-ngobrol santai (networking).

Malam itu bukan hanya penyelenggara yang senang dan puas karena acara berjalan lancar. Pembicara dan peserta pun merasa puas karena saling bisa memberi dan menerima ilmu berharga tentang membangun usaha langsung dari para ahli di bidangnya. Banyak sekali yang kami dapat malam itu, terutama ilmu yang amat mahal harganya, yang rasanya, selamanya juga tidak akan pernah terlupa. 

Terima kasih untuk semua pihak yang membantu membuat acara berjalan dengan lancar dan berkesan.  

#Qasir

Share artikel ini