Inspirasi

Menerapkan Business Model Canvas untuk UMKM

28 Aug 2020, Ditulis oleh Putri Anggia

Menerapkan Business Model Canvas untuk UMKM

Sudah kenal dengan Business Model Canvas (BMC), BossQ? Kalau kamu mau menjadikan UMKM yang dijalankan berhasil dan bisa berkembang, kamu pasti nggak mau ketinggalan soal hal ini.

Business Model Canvas adalah sebuah kerangka kerja yang membahas model usaha dalam bentuk visual berupa kanvas lukisan, supaya dapat dimengerti dan dipahami dengan mudah. Ini merupakan alat dalam strategi manajemen usaha untuk menjelaskan konsep, konsumen, infrastruktur, target pelanggan, maupun keuangan perusahaan secara lebih jelas. Biasanya, strategi ini digunakan oleh pelaku usaha pemula agar bisa menghasilkan strategi usaha yang matang. Sebelumnya, pelaku UMKM masih belum terlalu banyak menggunakan strategi ini, tapi dengan akses informasi yang lebih baik serta persaingan di pasar yang semakin ketat, tidak mengherankan kalau UMKM juga perlu menggunakan strategi ini.

Diulas oleh Liputan 6, baru-baru ini Pertamina menyelenggarakan pelatihan Business Model Canvas bagi 117 pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dari berbagai daerah di Indonesia. Mengapa Business Model Canvas ini penting? Menurut seorang narasumber dari pelatihan ini, UMKM bisa memanfaatkan Business Model Canvas untuk bertahan, karena bisa membuat pelaku UMKM dapat menangkap peluang usaha potensial yang dapat diambil. Pelatihan lain terhadap UMKM Indonesia yang diulas dalam Warta Depok menekankan bahwa alasan utama pentingnya Business Model Canvas ini diajarkan secara lebih lanjut adalah karena UMKM perlu meningkatkan strategi usaha serta daya saing, agar nantinya bisa memasuki pasar global.

Apakah strategi Business Model Canvas ini hanya dapat dilakukan sekali sebelum memulai usaha? Sebuah penelitian oleh Anggraini (2020) mampu menganalisis sebuah UMKM lokal penjual makanan khas Baturaja menggunakan Business Model Canvas, dan kemudian menemukan kelebihan maupun kekurangan yang ada sekaligus menciptakan beberapa strategi baru yang bisa meningkatkan usaha tersebut. Studi kasus lain dalam Program Binus Bangun Desa (BBD) tahun 2018 turut menganalisis sebuah UMKM lokal pengrajin perak menggunakan Business Model Canvas. Melalui konsep ini, para peneliti dapat melihat besar potensi dan sumber daya yang dimiliki pelaku usaha, serta langkah berikutnya yang dibutuhkan untuk mampu mengembangkan usaha lebih jauh.

Jadi, baik kita sedang berencana memulai sebuah usaha atau tengah menjalankannya, konsep Business Model Canvas ini sangat bisa membantu merancang maupun mengevaluasi strategi yang digunakan dalam usaha, sehingga setiap pilihan dan langkah yang diambil dapat berdampak baik secara maksimal bagi usaha tersebut.

Elemen Business Model Canvas untuk Menuntun Pembentukan Strategi Usaha

Sumber: RevGenApps

Dalam penerapannya, Business Model Canvas punya 9 elemen yang perlu diperhatikan. Banyak ya? Tenang dulu, sebenarnya elemen ini pasti sudah akrab dengan kita sehari-hari sebagai pelaku UMKM, hanya lebih diperjelas agar kita bisa menerapkan strategi yang tepat untuk mengelola setiap aspek usaha secara lebih maksimal.

Nilai Manfaat (Value Proposition)

Pastinya dalam memulai usaha, kita menentukan hal yang menjadi keunggulan produk kita, kan? Hal yang kita tawarkan perlu memiliki manfaat bagi segmen pasar yang disasar, namun juga memiliki daya pembeda. Strategi ini perlu ditentukan dan ditulis dengan jelas dalam Business Model Canvas, sehingga pelanggan dapat merasa tertarik dengan produk tersebut sekaligus tergerak untuk memilih dan menggunakannya. Keunggulan ini bisa sangat beragam. Bisa jadi produk kita belum pernah ada sebelumnya, atau menawarkan harga yang bersaing dan lebih efisien. Bisa jadi produk kita menghadirkan kenyamanan serta kemudahan bagi pelanggan. Bisa juga produk ini bisa dimodifikasi sesuai kebutuhan setiap pelanggan, memberikan nilai artistik lebih dari sekadar fungsinya, atau bahkan memberikan status sosial yang lebih baik bagi para penggunanya. Tanyakan pada diri masing-masing, apa sih yang menjadi kelebihan dan keunggulan produk UMKM kita dibandingkan pesaing yang ada?

Segmen Pasar (Customer Segments)

Dalam menjalankan UMKM, sangat penting untuk menentukan segmen pasar yang akan menjadi target. Pelaku usaha perlu mengenali konsumen beserta ciri-ciri dan kebutuhannya secara jelas, sehingga produk yang ditawarkan bisa hadir untuk orang-orang yang sesuai dan menjadi solusi bagi mereka. Setiap bentuk usaha makanan, kebutuhan sehari-hari, atau pakaian tentu punya golongan pasar tertentu yang mereka sasar. Apakah pasar yang dituju adalah remaja, keluarga muda kelas menengah, atau mungkin sebuah kelompok penggemar makanan spesifik? Ada beberapa kategori segmen pasar yang bisa memudahkan kamu untuk menentukan yang sesuai berdasarkan prioritas sebelum menuliskannya ke dalam Business Model Canvas, yaitu:

  • Mass Market: segmen pasar luas dengan jenis kebutuhan dan masalah yang sama.

  • Niche Market: segmen pasar yang spesifik.

  • Segmented: segmen pasar yang memiliki kebutuhan berbeda tetapi dalam satu kategori.

  • Diversified: segmen pasar yang memiliki kebutuhan atau masalah yang sangat berbeda.

  • Multi-sided Platform: melayani dua atau lebih pasar segmen pasar yang saling tergantung.

Hubungan dengan Pelanggan (Customer Relationship)

Apa sih yang membuat pelanggan kembali membeli produk kita secara berulang? Produk yang berkualitas? Tentu, tapi elemen yang turut berperan adalah hubungan yang dijalin dengan pelanggan. Ya, usaha besar maupun UMKM perlu memikirkan hal ini dengan matang. Bagaimana pun juga, usaha kita ada untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Perlu strategi yang tepat dalam menentukan interaksi dan menjaga kesetiaan pelanggan agar tidak berpaling pada pelaku usaha yang lain. Ada bermacam strategi komunikasi yang bisa digunakan: bisa sebatas transaksional atau beli putus, bisa menjaga hubungan jangka panjang dengan pelanggan, bisa menciptakan komunitas pelanggan, bisa dilayani oleh representatif penjual yang bersahabat, atau bahkan memberikan promo atau diskon kepada pelanggan.

Aktivitas Utama Usaha (Key Activities)

Elemen Business Model Canvas ini mengacu kepada semua aktivitas yang berhubungan dengan produktivitas usaha yang berkaitan dengan sebuah produk, supaya produk dengan nilai manfaat (value proposition) yang ditetapkan dapat tercipta dan hadir di pasar. Aktivitas utama usaha ini maksudnya adalah kegiatan wajib dalam usaha, seperti perancangan produk, proses produksi dan pengolahan, operasional usaha, pengiriman barang, dll.

Sumber Pendapatan Usaha (Revenue Streams)

Salah satu tujuan utama sebuah usaha adalah menghasilkan keuntungan, kan? Sumber pendapatan usaha dari transaksi pelanggan jelas merupakan bagian yang paling penting. Tanpa hal ini, UMKM tidak akan mampu bertahan, apalagi berkembang dan menghasilkan keuntungan. Karena itu, elemen ini harus dikelola semaksimal mungkin, utamanya dengan memanfaatkan setiap sumber daya secara maksimal supaya bisa meningkatkan pendapatan usaha. Intinya, elemen ini merupakan strategi pelaku usaha untuk menghasilkan uang tergantung dengan setiap kegiatan dan hal yang ditawarkan melalui usaha, misalnya penjualan produk, penjualan jasa, biaya berlangganan, atau bahkan biaya peminjaman.

Saluran (Channels)

Saluran (channels) adalah cara kita sebagai pelaku usaha bisa menjangkau pasar serta menyampaikan produk secara tepat sasaran. Dengan saluran yang tepat, kita bisa menyampaikan nilai manfaat produk UMKM yang ditawarkan kepada segmen pasar yang dituju. Elemen Business Model Canvas ini juga sangat penting dan tidak hanya terbatas pada distribusi produk, tapi juga setiap proses yang berperan dalam pertemuan antara usaha kita dan para pelanggan. Apakah kita akan menjual produk di toko secara langsung, menggunakan media sosial dan e-commerce, atau menitipkan produk di toko rekanan? Bagaimana strategi kita untuk membuat pasar sadar akan produk kita? Apa cara yang bisa digunakan pelanggan untuk melakukan pembelian? Bagaimana kita membantu pelanggan melakukan evaluasi dari produk yang digunakan serta mendukung kebutuhan lainnya setelah transaksi?

Sumber Daya (Key Resources)

Setiap produk yang kita hasilkan berasal dari bahan atau sumber daya yang sifatnya mendasar. Dalam upaya mewujudkan produk yang bernilai, bermanfaat, serta menarik di mata pasar, kita perlu merencanakan setiap jenis sumber daya yang diperlukan, mulai dari bahan baku, sumber daya manusia, hingga proses operasional usaha. Elemen ini penting untuk mendukung aktivitas utama dalam usaha agar produk usaha bisa terwujud sesuai harapan. Beberapa kategori aset terkait hal ini adalah:

  • Aset Fisik: fasilitas pabrik, gedung, lahan, kendaraan, atau mesin peralatan.

  • Aset Intelektual: brand, hak paten, hak cipta, informasi rahasia perusahaan.

  • Aset Manusia: tenaga kerja.

  • Aset Keuangan: kas usaha, kredit, obligasi atau saham usaha.

Kerjasama (Key Partnership)

Kerjasama menunjukkan siapa saja rekan yang akan mendukung usaha kita supaya bisa bersaing dan menjalankan aktivitas usaha secara efektif. Tujuannya bisa macam-macam, bisa untuk mengurangi risiko dalam persaingan di pasar, atau mengupayakan sumber daya dan melakukan kegiatan usaha secara lebih optimal. Bentuk kerjasamanya juga bisa beragam, misalnya kerjasama sebatas pembeli dan penjual, dengan usaha yang tidak sejenis, atau juga kerjasama untuk membentuk usaha baru. Misalnya, kita bekerja sama dengan penyedia bahan baku untuk keperluan produksi atau pemilik toko barang-barang serupa yang lebih besar. Intinya, hubungan baik dengan berbagai pihak selalu berguna untuk menciptakan proses usaha yang mulus dan sesuai harapan.

Struktur Biaya (Cost Structure)

Ada pendapatan, ada juga biaya yang harus dikeluarkan. Struktur biaya ini merupakan rincian dari faktor-faktor yang berperan membentuk biaya untuk menunjang aktivitas usaha. Biasanya, elemen Business Model Canvas ini meliputi hal-hal seperti biaya bahan baku, biaya pemasaran, biaya produksi, biaya kemasan dan distribusi, serta gaji pegawai. Ketika keuangan dan pembiayaan usaha dikelola dengan strategi yang baik, usaha bisa berjalan dengan lebih hemat, efisien, bahkan minim risiko kerugian. Struktur biaya satu UMKM dengan yang lainnya belum tentu sama, karena ada usaha yang cost-driven atau sensitif terhadap harga bahan baku, namun ada juga yang sifatnya value-driven, atau tidak terlalu memikirkan harga produksi/bahan baku karena hal yang dijual adalah nilai/seni/status/gaya hidup. Biasanya, kategori yang terdapat di dalam struktur biaya usaha ini meliputi:

  • Fixed Cost: biaya tetap yang muncul yang tidak tergantung pada jumlah produksi.

  • Variable Cost: biaya yang muncul bervariasi sesuai jumlah yang diproduksi.

Pada elemen terakhir ini, tentu dibutuhkan laporan keuangan yang tepat untuk bisa menghitung biaya yang dibutuhkan secara akurat. Dengan kehadiran teknologi saat ini, kita bisa dengan mudah melakukannya menggunakan berbagai aplikasi, salah satunya point of sales Qasir. Hanya dalam satu aplikasi, kita bisa mencatat penjualan, mengelola produk, mengawasi stok, bahkan memantau laporan transaksi yang terjadi dalam usaha. Bukan hanya praktis, tapi juga gratis! Tertarik mencoba fitur Qasir ini? Langsung saja download melalui perangkat Android kamu di sini.

Pengetahuan yang paling bermanfaat adalah pengetahuan yang bukan hanya dipahami, tapi juga dicoba serta diterapkan. Sekarang, karena sudah lebih paham tentang strategi serta elemen kunci dalam usaha, kita bisa menggunakan tabel Business Model Canvas yang ada sebagai bahan persiapan maupun evaluasi usaha. Yuk, sama-sama jadikan UMKM kita lebih kokoh dan mampu bersaing!

#Qasir

Baca juga:

Share artikel ini