Inspirasi
Pandemi, Ahmad Fikri Justru Buka Restoran
Usianya baru 22 tahun, namun saat ini usahanya snack jamur krispi FCK Factory besutannya sudah mampu menggandeng 3000 reseller, 300 agen, dan puluhan distributor yang tersebar tak hanya di Kediri--kota asalnya, namun juga di kota lain di Jawa Timur, bahkan di Jakarta.
Ahmad Fikri namanya, seorang pengusaha muda asal Kediri. Perkenalannya dengan dunia usaha dimulai sejak ia masih sangat belia, usia 14 tahun. “Jadi dulu saya tuh bisa dibilang anak motor gitu, suka balap liar di jalan, terus karena saya kekurangan uang buat benerin motor, akhirnya saya jualan motor. Itu usia 14 tahun, kelas 3 SMP,” tutur Fikri berkisah.
Ketika memasuki jenjang SMA, Fikri pun mulai mengenal MLM (Multilevel Marketing). Dari sini ia berhasil mengumpulkan sekitar 100 orang yang berada di bawah jaringannya. Di dunia MLM, Fikri terbilang sukses, namun tidak lama MLM yang diikutinya bubar akibat ditinggal pergi pemiliknya.
Fikri pun mencoba peruntungan dengan bermain Forex dan Trading. Fikri menyebutnya judi online atau money game. “Dari situ saya nggak ngapa-ngapain, modal 10 juta, dapat 3 juta. Dari judi online uang jutaan itu jadi ratusan juta,” kisahnya. Meski menghasilkan uang yang begitu banyak, di dalam hatinya Fikri merasa tidak tenang karena melakukan hal yang tidak dibenarkan agama. Keterlibatannya dalam money game baru usai ketika ia kena tipu hingga merugi miliaran rupiah. “Saya ditipu sama yang punya money game itu, total kerugiannya 1,3 miliar. Dari situ saya frustasi. Pernah hampir mau bunuh diri,” ujar Fikri.
FCK awalnya hanyalah brand untuk produk makanan ringan jamur krispi. Produk ini dipasarkan dengan cara merekrut mitra reseller, agen dan distributor dari berbagai kota di Pulau Jawa.
Usaha jamur krispi ini berkembang pesat. Tidak perlu waktu lama, Fikri pun berhasil melunasi utang akibat penipuan yang dialaminya. Selain bisa merekrut mitra, Fikri pun berhasil membuka lapangan kerja bagi orang-orang di sekitarnya.
Hingga akhirnya Fikri memutuskan menggunakan bahan baku jamur untuk produknya, ia memiliki kisah tersendiri. “Waktu saya lagi bangkrut, saya ketemu kakek nenek petani jamur tiga kali berturut-turut. Kakek dan nenek itu bilang kalau jamur itu tidak laku, cucunya nggak bisa bayar sekolah. Saya berpikir kenapa Tuhan memberikan jamur, kenapa harus ketemu kakek nenek petani jamur, pasti Tuhan punya maksud,” papar Fikri. Dari pemikiran inilah, ia pun akhirnya mencoba membuat produk jamur krispi.
Bukan hanya mampu mengeluarkan dirinya dari kebangkrutan dan lilitan utang, jamur krispi andalan Fikri ini bahkan juga sudah mampu menyejahterakan para mitranya. “Ada yang bisa melunasi utangnya, ada juga mahasiswa yang bisa bayar kuliah sendiri dari berjualan FCK, bahkan bisa bantu merenovasi rumah orang tuanya. Itu yang paling berkesan buat saya,” tutur Fikri.
Usia yang masih sangat muda namun telah mencapai kesuksesan, memang tidak biasa, sebagaimana juga perjalanan usahanya yang penuh kegagalan dan jatuh bangun. Yang lebih tidak biasa, pada April 2020, di saat banyak usaha menutup outletnya karena pandemi, Fikri malah meluncurkan bisnis barunya, yakni rumah makan FCK Factory, yang ada di Kecamatan Semen, Kabupaten Kediri. Rupanya keputusan ini lahir dari kepedulian Fikri pada ibu-ibu warga sekitar yang kesulitan. “Dengan pandemi Covid-19 ini sekarang, tidak tega rasanya, sebab ada di antaranya pekerja yang sudah ibu-ibu dan memiliki anak serta keluarga," kata Ahmad Fikri.
Ia yakin dengan cara ini, ia bisa membantu membuka ladang pekerjaan bagi banyak orang yang membutuhkan. Meski begitu, Fikri mengakui, pandemi juga berdampak pada pemasaran produk jamur krispinya. Hambatan yang paling ia rasakan ada pada pengiriman. Namun, Ahmad Fikri optimis, penjualan produk snack yang diproduksinya bisa kembali bergairah karena adanya outlet FCK Factory.
Tidak jauh-jauh dari snack-nya, outlet FCK Factory pun mengusung menu jamur, seperti seblak jamur, sate jamur, capcay jamur, nasi goreng jamur, dan mie jamur lumpia jamur dan risol jamur. Berbagai menu yang disajikan ini disesuaikan dengan target konsumen yang datang di resto tersebut, yaitu berusia 18-30 tahun. "Pada bulan ramadhan lalu, kami juga menawarkan paket promo bagi konsumen, yaitu makan bersama pesan 4 gratis minum. Dari banyaknya menu yang ada, best seller nya Seblak Jamur," katanya.
Selain di Kecamatan Semen, Fikri berencana ekspansi usaha ke area lain. Misalnya, di Kelurahan Bandar, dan Kelurahan Ngronggo, yang masing-masing ada di Kota Kediri, serta akan buka juga di Magetan. Ahmad Fikri berharap, dengan masih berlangsung masa Pandemi Covid-19 ini, usaha yang dirintisnya tersebut bisa memberikan manfaat bagi masyarakat terdampak. Bahkan termasuk memberikan peluang bisnis dan pengembangan sektor ekonomi di sekitar restonya.
"Dulu sebelum saya buka resto ini, di daerah sini sangat sepi. Tapi, sejak saya dirikan tempat usaha ini, di depan gerai saya, mulai bermunculan counter telepon seluler, dan arus lalu lintasnya pun ramai. Apalagi saat Wabah Covid-19, pemerintah mengeluarkan larangan makan di tempat, alhasil banyak pengemudi ojek online yang datang ke sini, karena saya buka pemesanan online dan take away," katanya.