Inspirasi

Rahasia Menjalankan Usaha Waralaba Makanan

24 Aug 2020, Ditulis oleh Kezia Sabrina

Rahasia Menjalankan Usaha Waralaba Makanan

Kehadiran pandemi di tahun 2020 mengubah segala tatanan masyarakat dan berimbas pada seluruh aspek kehidupan. Salah satu yang terpengaruh secara hebat adalah aspek pekerjaan. Banyak orang yang harus kehilangan pekerjaan, padahal tetap memerlukan biaya untuk memenuhi segala kebutuhan. Alhasil, banyak juga yang memilih memulai usaha sebagai sebuah solusi. Salah satu model yang banyak dilirik sebagai opsi pengembangan usaha adalah waralaba. Bahkan, model usaha franchise ini disebut sebagai salah satu alternatif untuk menggenjot jumlah pelaku usaha di Indonesia.

Nah, satu jenis usaha yang kini banyak ditekuni masyarakat adalah usaha waralaba makanan. Mengutip ulasan dalam Tempo, jenis usaha makanan instan, makanan beku, serta camilan yang tahan lama mampu melejit di tengah hadirnya pandemi karena penyajiannya yang praktis dan dapat bertahan lama. Sejumlah varian makanan kekinian kini dapat dibekukan dan dengan mudah disajikan secara mandiri di rumah, sehingga memudahkan serta menarik perhatian pelanggan untuk membeli terlepas dari protokol kesehatan yang berlaku. Produk ini juga dapat dipasarkan dengan semakin mudah secara online, sehingga menjadi peluang menjanjikan bagi para reseller di tengah kondisi saat ini.

Meski begitu, apakah usaha waralaba makanan ini sudah pasti untung dan terjamin berhasil? Nyatanya tidak. Kalau ya, pasti semua orang akan melakukannya, bukan? Mengembangkan usaha makanan tidak terlepas dari banyak risiko dan tantangannya. Bahkan, data Qasir mencatat bahwa penurunan transaksi usaha F&B (food and beverage) sejak anjuran social distancing dari pemerintah mencapai 30%.

Memulai usaha franchise makanan dengan segala potensi dan kesempatan yang ada tentu boleh, tapi apa saja yang hal yang harus dipersiapkan untuk membuka jenis waralaba ini?

Pro Kontra Usaha Waralaba Makanan yang Perlu Diketahui

Dalam sebuah ulasan Kompas, segala upaya memang tengah dilakukan untuk mampu menyelamatkan usaha waralaba di Indonesia. Dengan kondisi dan permintaan yang dinamis, terlebih saat ini, beberapa aspek dalam usaha perlu diadaptasi. Meski begitu, waralaba lokal yang belum sebesar dan sekuat waralaba asing, tidak perlu berkecil hati karena waralaba besar pun mengalami pukulan yang tidak kalah keras.

Sebagaimana dipaparkan dalam KoinWorks dan Jurnal, ada beberapa keuntungan yang bisa didapatkan dari memiliki usaha waralaba makanan. Pertama, ketimbang memulai dari titik nol, biasanya usaha franchise makanan sudah memiliki manajemen usaha yang siap dan matang serta punya pasar yang relatif tetap. Kedua, brand waralaba yang telah dikenal oleh masyarakat biasanya sudah memiliki pasar sendiri serta reputasi yang baik di mata pasar, jadi tidak perlu mengerahkan upaya besar untuk menarik perhatian pasar. Biasanya, usaha franchise juga sudah punya kerjasama seperti dengan pemasok bahan baku, dan pada kondisi tertentu bahkan punya sistem pengelolaan keuangan sendiri untuk memudahkan prosesnya. Karena itu, usaha waralaba makanan sebenarnya memiliki peluang sukses yang lebih cepat.

Di sisi lain, beberapa franchise makanan membutuhkan modal awal yang tinggi, tergantung pada ukuran dan popularitas waralaba yang diinginkan. Bukan hanya untuk perjanjian kerjasama saja, tapi  sekaligus untuk berbagai kelengkapan yang dibutuhkan. Belum lagi kelengkapan seperti bahan baku, yang seringkali perlu mengikuti kerjasama serta standar mutu yang sudah ada di waralaba tersebut. Pada model usaha ini, ruang gerak juga akan sangat terbatas karena sistem yang sudah diatur. Risiko lain yang perlu diwaspadai adalah tren pasar. Tidak jarang usahawan membeli franchise mengikuti tren, padahal ini punya peran besar dalam memengaruhi kondisi usaha. Di samping itu, usahawan harus selalu siap menanggung kerugian, apalagi jika tidak dijalankan dengan sungguh-sungguh dan giat, karena persaingan di pasar akan selalu ada, usaha turut dipengaruhi reputasi waralaba lainnya, dan tidak jarang ada pemotongan keuntungan dari waralaba utama.

Jadi, usaha waralaba makanan tidak sepenuhnya terjamin berhasil, tapi ketika kita paham risikonya, tentu kita bisa menentukan pilihan dan mengelola strategi secara tepat.

Tips Praktis Atur Strategi Memilih dan Mengelola Waralaba

Apa saja yang perlu dilakukan ketika memilih dan mengelola waralaba makanan? Berikut ini sejumlah tips yang dapat membantu kamu.

#1: Pelajari semua hal tentang waralaba

Sebelum memulai sesuatu, usahakan kenal dulu seluk beluknya secara lengkap, supaya kamu selalu siap menghadapi berbagai hal yang terlibat. Ajukan banyak pertanyaan untuk memastikan kamu paham betul akan model waralaba yang digunakan, karena akan memengaruhi strategi usaha yang kamu gunakan.

#2: Pahami kemampuan dan risiko keuangan pribadi

Karena usaha waralaba juga memiliki berbagai persiapan dan punya risiko, penting untuk memahami kondisi dan kemampuan dari segi keuangan. Pilih usaha waralaba yang memang sesuai dan terjangkau oleh biaya yang kamu miliki. Tidak jarang ada hal-hal yang terjadi di luar kendali, misalnya masalah ekonomi atau bahkan pandemi. Mungkin juga perlu mengeluarkan biaya ketika ada perubahan sistem atau tampilan brand dari pemilik franchise pusat, perbedaan permintaan konsumen lintas lokasi, serta biaya stok makanan maupun bahan baku yang tinggi dari rekanan waralaba. Perlu untuk siap dan berkomitmen memulihkan biaya sebelum meraup keuntungan.

Kamu juga perlu berhati-hati dalam melakukan pengeluaran, termasuk dalam memutuskan point of sales apa yang akan kamu gunakan. Jika kamu menginginkan point of sales yang canggih dan bisa membantu semua urusan kelola usahamu namun ringan di kantong, ada baiknya kamu memillih point of sales yang tidak mewajibkan biaya langganan atau subscription fee

Qasir mengusung sistem freemium, di mana usahawan bisa menggunakan semua fitur dasar secara gratis atau free di fase awal usaha mereka. Ketika mereka sudah beranjak skala usahanya ke tingkat yang lebih tinggi lagi dan membutuhkan kenyamanan lebih dalam transaksi dan kelola usaha, mereka bisa membeli fitur premium secara satuan sesuai dengan yang mereka butuhkan saja.

Tertarik mencoba fitur dasar Qasir? Download saja melalui perangkat Androidmu di sini. 

#3: Kenali tren dan rekam jejak keberhasilan waralaba

Ingat, usaha tidak jadi dalam sekejap lho! Pilihan yang ditetapkan di awal akan berimbas terhadap perjalanan panjang kamu ke depannya. Karena itu, penting untuk bukan hanya ikut tren makanan kekinian dalam satu waktu, contohnya boba atau pisang nugget, tapi juga memilih produk pilih yang terus dibutuhkan oleh pasar. Kamu juga perlu memilih produk dengan harga yang terjangkau, namun tetap berkualitas, sehingga dapat memenuhi kebutuhan para pelanggan dengan baik. Jangan lupa, carilah franchise yang mudah dijalankan sehari-hari serta berpotensi untuk menghasilkan keuntungan, dilihat dari rekam jejaknya.

#4: Baca perjanjian waralaba secara menyeluruh

Setiap usahawan perlu untuk memahami peran, sistem, dan jangka waktu perjanjian usaha waralaba. Di sini sangat penting untuk membaca secara cermat, meskipun terasa berat. Ini yang akan mengatur jalannya usaha kamu sesuai koridor yang ditetapkan oleh pemilik pusat. Selain itu, kamu perlu mengetahui jumlah wilayah yang dimiliki, jumlah persediaan penjualan, perkiraan untuk masa depan, persaingan wilayah, serta pengelolaan penjualan online. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan ahli atau orang yang berpengalaman supaya tahu setiap hak dan kewajiban.

#5: Ketahui biaya pokok dan tambahan yang diperlukan

Selain biaya pembelian usaha, waralaba terkadang turut meliputi biaya yang tidak terlihat sebelumnya. Misalnya biaya royalti atau persentase penjualan produk makanan, pemasaran, ataupun pelatihan karyawan. Pastikan kamu mengetahui seluruh biaya yang diperlukan sebelum benar-benar membeli franchise.

Baca juga:

#6: Persiapkan lokasi dan sistem untuk menjalankan usaha

Setelah melakukan perjanjian, lakukan riset sederhana dan pilih lokasi yang strategis untuk memulai usaha. Jalankan usaha waralaba kamu menggunakan sistem operasional, bahan baku, serta standar perlengkapan yang telah ditetapkan. Jangan lupa, selalu terapkan pelayanan yang ramah dan baik untuk menarik sekaligus mempertahankan pelanggan.

#7: Cari saran dari sesama pelaku usaha waralaba

Sembari berproses dan menjalankan usaha, tidak ada salahnya mencari saran dari pelaku waralaba yang sudah berpengalaman, terutama dari jenis produk serupa. Mengapa? Mungkin saja dalam proses persiapan, ada beberapa hal yang terlewatkan dari perhatianmu. Dengan ini, kamu bisa mengevaluasi jalannya usaha serta melakukan perbaikan secara terus menerus agar usaha bisa semakin optimal dari hari ke hari.

Sebagai tambahan, usahawan yang fokus mengembangkan waralaba perlu memperhatikan beberapa aspek ini. Dijelaskan dalam sebuah artikel Investor Daily, umumnya hal-hal yang perlu dipersiapkan dengan baik adalah strategi untuk aspek keuangan, aspek pemasaran, dan aspek sumber daya manusia (SDM).

Dalam aspek keuangan, usahawan perlu selalu memperhatikan saldo yang dimiliki dana cadangan untuk operasional selama tiga bulan ke depan. Ini sangat penting lho, terlebih di tengah pandemi. Selain itu, usahawan perlu secara rutin melakukan perhitungan total biaya pengeluaran operasional dan proyeksi pendapatan dalam usaha franchise yang dijalankan, beserta tren yang sedang terjadi. Usahawan juga perlu membuat prioritas pengeluaran serta kontrol biaya bahan baku untuk menghindari pengeluaran berlebihan dan sia-sia.

Terkait aspek pemasaran, usahawan perlu berupaya menghasilkan promosi atau program penjualan yang menarik, supaya dapat meningkatkan penjualan, walaupun sedikit demi sedikit. Memang menantang, tapi cobalah buat strategi pemasaran yang relevan dengan situasi seperti ini menggunakan media yang dekat dengan pelanggan, seperti media sosial, aplikasi chatting, dan spanduk yang menarik. Jangan lupa untuk melakukan evaluasi secara berkala untuk melihat efektivitasnya terhadap usaha.

Terakhir, usaha apa pun tidak akan terlepas dari aspek sumber daya manusia, sehingga usahawan perlu mempersiapkan kebutuhan edukasi terhadap karyawan, baik untuk operasional sehari-hari maupun antisipasi dengan kondisi pandemi. Begitu juga dalam franchise makanan atau jenis lainnya. Bagaimanapun juga, mereka yang akan berkenaan langsung dengan usaha kita, kan? Mereka juga membutuhkan dukungan untuk mampu menjalankan tugasnya secara optimal, baik melalui motivasi maupun sarana teknologi untuk memudahkan pekerjaan dan komunikasi. Agar karyawan juga bisa bekerja secara terarah, buatlah Key Performance Indicators (KPI) sebagai panduan yang rinci, beserta protokol yang berlaku di masa kini.

Secara garis besar, usaha franchise makanan punya risiko dan potensi keuntungannya masing-masing, namun yang terpenting adalah kesiapan kita terhadap segala konsekuensinya. Sudah selangkah lebih siap memulai usaha waralaba makanan, BossQ?

#Qasir

Share artikel ini