Inspirasi

Tetap Tenang dalam Kewaspadaan Kunci Halau Virus Corona

31 Mar 2020, Ditulis oleh Putri Anggia

Tetap Tenang dalam Kewaspadaan Kunci Halau Virus Corona

Kedatangan virus corona memang mengejutkan. Situasi dunia berubah dengan cepat. Bukan hanya di negara kita, tapi juga negara-negara lain di dunia. Orang-orang bekerja dari rumah, pasien-pasien terjangkit bertambah setiap harinya, acara-acara dibatalkan, rumah sakit dan tenaga medis mulai kewalahan, orang-orang memborong masker, hand sanitizer dan obat penambah imunitas. Tapi tahukah kamu, bukan hanya ancaman penularan virus corona yang perlu kita perhatikan, tapi bagaimana kita menyikapi adanya pandemi ini. Tidak panik. ya, kuncinya itu dulu. 

Coronavirus Picu Panic Buying 

Setelah Presiden Joko Widodo mengumumkan dua kasus pertama COVID-19 di Indonesia 2 Maret lalu, gelombang pertama pembeli panik langsung menghantam supermarket. Di media sosial berseliweran postingan foto bagaimana orang berbondong-bondong belanja kebutuhan pokok dan persediaan, mulai dari makanan, masker, hingga obat-obatan. Gelombang pembelian lain yang berbelanja dalam jumlah besar terlihat lagi ketika jumlah kasus di Indonesia tumbuh dengan cepat. (Lihat beritanya di sini)

Dalam waktu sekejap, beberapa kebutuhan seakan menghilang dari pasaran. Panic buying (pembelian panik) juga membuat beberapa barang kebutuhan pokok mengalami peningkatan drastis. Bahkan menurut Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPSN), harga rata-rata untuk satu kilogram gula pasir di semua provinsi di Indonesia  sempat mencapai Rp17.050, jauh lebih tinggi daripada harga eceran tertinggi (HET), yaitu Rp12.500 per kilogram.

Gelombang pembelian panik yang membuat ketidakstabilan jumlah  dan harga persediaan barang di pasaran, tanpa disadari sebenarnya dapat berkontribusi pada peningkatan inflasi dan merusak pertumbuhan konsumsi negara dalam jangka panjang. "Bahaya pembelian panik dapat menciptakan inflasi, terutama untuk makanan pokok," seorang ekonom senior di Institut Pengembangan Ekonomi dan Keuangan (INDEF), Aviliani, mengatakan kepada The Jakarta Post.

Perlu kita ketahui, ekonomi Indonesia sebagian besar bergantung pada konsumsi rumah tangga. Konsumsi rumah tangga menyumbang 56,62 persen dari total produk domestik bruto (PDB) negara pada 2019 menurut laporan kuartal keempat tentang pertumbuhan ekonomi Indonesia oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Bank Pembangunan Asia (ADB) juga mengutip "konsumsi domestik yang kuat" Indonesia sebagai tulang punggung pertumbuhan ekonomi negara pada tahun 2020 dari laporan Pembaruan Outlook Pembangunan 2019.

Sebagai ekosistem yang mendukung fasilitas Belanja Grosir untuk usahawan mikro, Qasir juga melakukan beberapa kebijakan yang membatasi pembeli melakukan pembelian di atas jumlah yang wajar. Ini diterapkan agar distribusi jadi merata. 

Terlepas dari masalah inflasi dan ketidakstabilan ekonomi, membeli barang lebih banyak dari yang betul-betul kita butuhkan juga mencederai rasa keadilan sosial. Ya, tidak adil bagi mereka yang tidak memiliki daya beli yang cukup baik ketika mereka yang hanya bisa membeli dalam jumlah sedikit pun akan semakin kesusahan dengan menghilangnya barang-barang kebutuhan penting. Akibatnya, kesenjangan pun akan semakin lebar. 

Itu mengapa Asosiasi Pengecer Indonesia (Aprindo) bahkan juga merilis pernyataan yang mendesak "publik Indonesia untuk tidak melakukan pembelian panik karena fobia". (Lihat beritanya di sini)

Bahaya Panik bagi Imunitas

Pembelian panik sebenarnya terjadi karena ada persepsi yang terbentuk di masyarakat tanpa informasi yang jelas, misalnya terlalu banyak melihat postingan atau gambar rak kosong yang berputar-putar di media sosial, yang akhirnya menyebabkan ketakutan bahwa mereka tidak akan dapat membeli barang-barang yang diperlukan.

Pembelian panik juga lahir dari kecemasan. Kecemasan tentang hal yang tidak diketahui (dalam hal ini risiko COVID-19) membuat pusat rasa takut di otak yang disebut amigdala menjadi hiperaktif. Amigdala bertindak seperti alarm pemicu yang berinteraksi dengan sistem stres untuk menjaga tubuh dan pikiran kita dalam siaga tinggi selama kita merasa cemas. Penelitian menunjukkan bahwa ketakutan saja (bahkan jika itu tidak pernah dialami) sudah cukup untuk memicu amigdala dan mengaktifkan respons stres. Inilah yang membuat banyak orang belakangan ini sampai insomnia di malam hari, padahal tanpa ia sadari ia sedang mengkhawatirkan COVID-19.

Masalahnya adalah aktivitas sistem stres yang berlebihan ini dapat merusak sel-sel kita dan mengganggu banyak fungsi tubuh. Sistem kekebalan (imunitas)  kitalah yang akhirnya menanggung beban terbesar. Meskipun tekanan psikologis bukan penyebab penyakit langsung, namun kerusakan yang memicu respons imunitas yang membuat kita lebih rentan terhadap patogen asing (termasuk virus). Bahkan juga dapat meningkatkan risiko kita untuk infeksi dengan SARS-CoV-2, coronavirus, virus yang menyebabkan penyakit COVID-19.

Jangan sampai niatnya ingin menghindari, alih-alih kita malah bisa terinfeksi jika tidak bisa mengendalikan stress dan kecemasan kita. Lalu apa yang bisa kita lakukan untuk mencegah kepanikan dan meningkatkan perlindungan kekebalan?

Tetap Tenang dalam Kewaspadaan Penuh

Sama seperti virus lain, tindakan pencegahan untuk virus Corona tetap sama: sering mencuci tangan, menjauhi kerumunan, istirahat yang cukup, air bersih, kebersihan pribadi dan hindari bepergian ke tempat dan negara yang terinfeksi, serta berusaha untuk tetap tenang dalam kewaspadaan penuh. Bagaimana caranya bisa tenang dengan ancaman virus yang tidak terlihat mata ini? 

Ketenangan tentu tidak serta-merta datang dengan sendirinya tanpa usaha ya. Salah satu bentuk usahanya adalah dengan melakukan tindakan pencegahan pribadi (juga untuk keluarga) sesuai dengan anjuran pemerintah dan ahli medis. Dengan melakukan usaha pencegahan, ini akan memberikan sinyal ke otak, sehingga otak akan memproduksi hormon yang membuat kita tenang. Setelah berusaha, selebihnya, tentu serahkan pada Tuhan Yang Maha Kuasa. Ya, berpasrah pada Tuhan setelah melakukan usaha yang maksimal dinilai sebagai salah satu cara jitu menurunkan tingkat kepanikan berlebihan.

Penguat dan Pelemah Imunitas

Penting juga mengetahui apa-apa saja yang dapat memperkuat dan melemahkan imunitas tubuh, seperti yang ditulis Dr. Mario Martinez seorang ahi neuropsikologi dan penulis buku Mind Body Code. (Lihat artikelnya di sini)

Penguat imunitas:

  • Vitamin C

  • Suplemen Seng (Zinc)

  • Beristirahat

  • Meditasi

  • Olahraga

  • Makanan yang mengandung Antiinflamasi

  • Meluangkan waktu untuk perawatan

  • Diet sehat

  • Memberi kasih sayang pada keluarga

  • Intermettent Fasting (Puasa)

Penurun Imunitas:

  • Kemarahan berlebihan 

  • Ketakutan berlebihan

  • Panik

  • Makanan cepat saji

  • Narkotika

  • Alkohol 

  • Merokok 

  • Kurang tidur

  • Terburu-buru

  • Istirahat tidak cukup

  • Terlalu banyak melihat berita kabar buruk

Aktivitas Fisik Bisa Melawan Panik

Saat melakukan aktivitas fisik, tubuh akan mengeluarkan hormon endorfin untuk mengurangi rasa sakit dan memberikan energi positif yang otomatis akan mengurangi kepanikan. Aktivitas fisik (termasuk di dalamnya olah raga) juga  terbukti dapat membantu mengeluarkan bakteri dari paru-paru dan saluran udara. Ini dapat mengurangi kemungkinan terkena flu atau penyakit pernafasan lainnya. Olah raga juga menyebabkan perubahan antibodi dan sel darah putih, yaitu sel sistem kekebalan tubuh yang berfungsi melawan penyakit. 

Kenaikan singkat suhu tubuh selama dan sesaat setelah olahraga juga dapat mencegah pertumbuhan bakteri. Kenaikan suhu ini dapat membantu tubuh melawan infeksi dengan lebih baik. (Ini mirip dengan apa yang terjadi ketika kita demam.)

Olahraga memperlambat pelepasan hormon stres. Kita sudah bahas bahwa stres dan kecemasan meningkatkan kemungkinan penyakit. Hormon stres yang lebih rendah dapat melindungi kita dari penyakit.

Lakukan olahraga seperti bersepeda bersama keluarga beberapa kali seminggu atau sekadar berjalan kaki setiap hari selama 20 hingga 30 menit. Latihan peregangan di rumah selama 20-30 menit sehari juga amat membantumu menaikan imunitas tubuh.

Tetap sehat, tetap tenang, tetap waspada, kunci melawan penyebaran COVID-19. 

#Qasir


 

Share artikel ini