Inspirasi
Toko Udin, Bukti UMKM Dapat Berkembang dengan Inovasi Teknologi
Indonesia dikenal sebagai satu negara yang sangat beragam dalam banyak aspek, terutama dalam demografi masyarakat. Dengan sebanyak 260 juta penduduk, hadir pula perbedaan budaya serta tingkat sosial ekonomi yang mewarnai bangsa ini. Adanya perbedaan ini pun menghasilkan sejumlah kebiasaan, cara hidup, dan kebutuhan yang berbeda.
Salah satu kebutuhan hidup masyarakat Indonesia adalah warung. Dari masa ke masa, warung bisa dikatakan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari keseharian masyarakat Indonesia. Mengutip satu artikel di CNBC Indonesia di tahun 2020, ada sekitar 50 juta warung yang tersebar di Indonesia untuk melayani kebutuhan ratusan juta penduduknya. Luar biasa, ya! Toko kecil sederhana yang sering dipandang sebelah mata hadir di tengah-tengah kehidupan kita dalam bentuk yang berbeda-beda, dan kerap kali jadi sumber berbagai persediaan sehari-hari, mulai dari makanan, stok dapur, bahkan aktivitas sosial antara penduduk setempat. Bagi sebagian besar bangsa ini, warung-warung kecil menjadi napas kehidupan, baik sebagai mata pencaharian maupun pemenuh kebutuhan.
Nah, kalau kita lihat jumlah sebaran warung atau usaha kecil di Indonesia, bisa dibilang masyarakat Indonesia punya semangat wirausaha yang tinggi. Adanya banyak toko dan warung yang seringkali berdekatan jadi bukti yang mudah diamati terkait hal ini. Wirausaha secara umum dapat dipahami sebagai seorang yang berani berusaha secara mandiri dengan mengerahkan segala sumber daya dan upaya meliputi kepandaian mengenali produk baru, menentukan cara produksi baru, menyusun strategi untuk menciptakan sebuah peluang usaha, pengadaan produk baru, memasarkannya, serta mengatur permodalan operasinya untuk menghasilkan sesuatu yang bernilai lebih tinggi, dengan segala risiko yang akan dihadapinya.
Sayangnya, tidak semua pengusaha siap menangani sejumlah tanggung jawab tersebut ketika memutuskan untuk membuka usahanya. Banyak pemilik warung yang seringkali diperhadapkan dengan kesulitan dalam pengembangan usaha. Apa BossQ mengalaminya juga? Banyak UMKM yang masih kekurangan kemampuan dalam mengurus administrasi, misalnya dokumen legalitas, pembukuan, dll. Sejumlah pemilik warung juga masih memiliki pemahaman keuangan dan teknologi yang lemah, sehingga tidak dapat meraup keuntungan dari usaha secara maksimal.
Apa ini suatu kekurangan dalam diri kita? Ya, tapi bukan berarti kita tidak bisa belajar dari contoh lain, misalnya negara yang sudah lebih maju. Satu artikel dari portal berita Warta Ekonomi menjelaskan gambaran perbedaan umum karakteristik kewirausahaan di Indonesia jika dibandingkan dengan di Amerika Serikat. Misalnya, kesenjangan sosial di Indonesia masih tinggi, sehingga perbedaan ekonomi antara kelompok masyarakat masih dianggap hal yang wajar. Dibandingkan dengan karakteristik di Amerika, penduduk Indonesia cenderung menginginkan kondisi hidup yang stabil dan terjamin secara jangka panjang, menghindari risiko dan konflik, serta bersikap pesimis.
Berkaca dari Amerika Serikat, budaya wirausaha di Indonesia tidak sepenuhnya buruk juga. Semangat kolektif masyarakat Indonesia terbilang lebih tinggi daripada Amerika Serikat, yang lebih individualis dan mementingkan kepentingan pribadi. Masyarakat Indonesia lebih mengutamakan semangat kebersamaan, sehingga lebih terbuka terhadap prinsip, patungan modal bersama, bekerja bersama, dan sejahtera bersama. Sikap tidak terlalu suka berkompetisi dan cenderung peduli terhadap sesama juga menunjukkan adanya iklim positif dan mendukung bagi para pemilik UMKM.
Pendapat setiap orang terkait budaya wirausaha ini mungkin berbeda, tapi satu hal pasti yang kini tengah melanda kehidupan kita secara mendunia adalah kemajuan teknologi yang begitu pesat. Teknologi semakin menghadirkan kemudahan bagi kehidupan manusia, tetapi juga menghadirkan persaingan yang lebih ketat di pasar. Toko-toko modern dan supermarket banyak menarik pangsa pasar warung tradisional dan mengubah kebiasaan konsumsi masyarakat Indonesia.
Untuk mampu bertahan dengan perubahan yang ada, kita semua perlu berkaca pada diri sendiri. Ada beberapa hal yang jelas perlu kita perbaiki bersama. Artinya, kita perlu berubah. Memang, mengubah cara pikir dan kebiasaan kita bukan hal yang mudah, apalagi kalau sifatnya sudah turun temurun. Meski begitu, kita punya tujuan yang serupa, yaitu untuk bersama lebih maju, benar? Layaknya siklus kehidupan, bisnis akan selalu memiliki awal dan akhir. Di tengah kedua titik inilah kita diuji: mampu terus bertumbuh menjadi lebih baik atau pasrah dengan keadaan tanpa mencapai potensi maksimal.
Perubahan Toko Udin Bersama Miqro
Toko Pak Bahrudin, atau yang akrab disapa Pak Udin, dimulai dari toko layaknya kebanyakan toko yang kita temukan di sekitar kita. Melayani sejak tahun 2008 di bilangan Pela Mampang, Toko Udin menyediakan berbagai kebutuhan sehari-hari, seperti makanan kering, minuman, stok dapur, produk pembersih, dan masih banyak lagi. Walaupun kesan awal agak sesak karena banyaknya barang, pelayanan Toko Udin tetap mampu memberikan apa yang para pelanggan butuhkan.
Apa ini cukup, BossQ? Ya, cukup, tapi apakah kita mau puas dengan sekedar “cukup”?
Mungkin ini juga yang dirasakan Pak Udin. Ia tidak pasrah dengan keadaan yang biasa-biasa saja, tapi ia mau membuka diri untuk perubahan, sehingga bisa mengembangkan usahanya lebih lagi. Dengan satu langkah berani yang diambil Pak Udin, bukan hanya Pak Udin yang merasakan keuntungannya, tapi juga para pelanggannya.
Pak Udin menjadi salah satu pemilik warung yang menggunakan aplikasi Miqro untuk melengkapi stok produk di tokonya. Pak Udin menerima kesempatan untuk berubah dengan baik, dan semenjak bergabung dengan Qasir, Toko Udin tidak lagi sama. Dari toko tradisional yang tidak nyaman, kini Toko Udin menjadi tempat berbelanja yang lebih tertata rapi dan nyaman. Masih sederhana, tapi kini berkembang lebih nyaman dengan barang-barang yang tertata rapi dan keleluasaan pembeli untuk mengambil barang kebutuhannya secara mandiri.
Dukungan Qasir pun menghadirkan banyak kemudahan bagi Pak Udin sebagai pemilik usaha. Dengan fitur pemesanan barang yang mudah digunakan, harga barang yang bersaing, serta pengiriman barang yang cepat, Pak Udin tidak perlu lagi meninggalkan warung untuk berbelanja ke agen. Ditambah berbagai promo menguntungkan, transaksi di warung bisa terus berjalan dan Pak Udin mampu meraup laba serta manfaat yang lebih besar.
Kesuksesan Pak Udin bisa dibilang bukan karena beruntung atau karena kemampuan wirausaha yang luar biasa, tapi oleh karena kemauan untuk berubah dan menyesuaikan diri dengan perubahan di luar sana.
Kunci Sukses Warung untuk Meraup Laba
Mengutip satu artikel dari Liputan 6, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mendorong warung-warung tradisional untuk bisa bertahan dan bisa naik kelas di tengah menjamurnya bisnis ritel modern. Membuka warung memang salah satu pilihan mudah untuk mendapat penghasilan, tapi apakah setiap warung bisa bersaing? Hanya diri kita yang bisa menjawab.
Keberhasilan Pak Udin menjadi bukti nyata warung punya banyak peluang untuk mempertahankan posisinya di pasar, terlepas dari persaingan yang kian ketat. Tidak tertutup kemungkinan akan adanya hal-hal yang menjadikan persaingan semakin ketat di masa depan, tapi selalu ada cara untuk mengembangkan diri sehingga mampu tetap bersaing. Kuncinya adalah kemauan untuk berubah. Ada kemauan, ada laba yang lebih besar. Kebutuhan manusia akan tetap ada, tapi cara kita memenuhinya yang bisa terus kita perbaiki, asalkan kita mau untuk lebih peka dan cermat dalam meresponi terhadap situasi di sekitar kita.
Kalau sudah mau berubah, lalu apa?
Ada banyak perusahaan sektor swasta yang melirik UMKM di Indonesia saat ini. Dengan jumlahnya yang sangat banyak, warung tradisional punya kekuatan besar untuk mendongkrak perekonomian di Indonesia. Ini pun termasuk dalam agenda pemerintah dari tahun ke tahun. Visinya adalah memberdayakan para pemilik warung agar dapat meningkatkan efisiensi, keuntungan, dan kemampuan mereka untuk menahan risiko. Selain itu, banyak juga perusahaan yang terdorong untuk memperlengkapi para pemilik warung dengan akses teknologi serta pemahaman penggunaannya, sehingga dapat mengatasi hambatan dalam usaha serta meraup laba yang lebih besar, seperti Pak Udin. Qasir salah satunya. Kami berangkat dari dorongan untuk memberdayakan UMKM di Indonesia melalui teknologi serta menciptakan ekosistem yang mendukung bagi para pelaku bisnis tanah air.
Jadi, siapa bilang warung kelontong tidak bisa sekeren toko-toko modern? Pasti bisa, asal kita mau untuk membuka diri terhadap perubahan dan keinginan pasar masa kini.
Kalau kamu tertarik, jangan khawatir, caranya mudah banget. Untuk dapat menggunakan aplikasi Miqro, langsung saja download di aplikasi Google Play. Kamu bisa langsung mendaftar dengan mengisi data diri dan usaha dengan lengkap, serta mengikuti panduan yang diberikan melalui aplikasi.
Buat kamu yang juga tertarik tapi masih ingin tahu lebih lanjut, jangan sungkan untuk kontak kami melalui situs web https://bantuan.qasir.id atau kirim email ke hello@qasir.id. Follow juga akun Instagram @qasir.id dan @miqro.id untuk mengetahui berbagai informasi terbaru dari Qasir.
Yuk, BossQ, bersama kita berubah ke arah yang lebih baik, biar laba makin nampol karena jualan terus gaspol!