Inspirasi
Wajib Masker di Tokomu Mulai Sekarang
Sejak pertama kali isu corona (Covid-19) mencuat, pemberitaan tentang masker juga selalu menyertainya. Mulai dari harga masker yang meroket, hilangnya masker dari pasaran, perdebatan jenis masker apa yang paling efektif, pro kontra menggunakan masker, hingga krisis masker di seluruh dunia.
Sempat juga ada perdebatan tentang penggunaan masker bagi orang yang sehat. Namun belakangan muncul imbauan yang sudah disepakati berbagai pihak tentang pentingnya penggunaan masker dalam rangka mengurangi resiko penularan inveksi virus corona COVID-19. Selain WHO, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) juga menganjurkan untuk memakai masker bagi semua orang yang hendak keluar rumah, meskipun dalam keadaan sehat.
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) juga telah menegaskan bahwa orang tanpa gejala terinfeksi virus corona Covid-19 bisa menginfeksi orang lain. Peneliti bidang mikrobiologi LIPI, Sugiyono Saputra mengatakan pada media, situasi itu bisa membuat penyebaran Covid-19 menjadi semakin sulit terdeteksi. LIPI juga sempat menyampaikan studi terbaru dari pasien di China menunjukkan bahwa 12,6 persen kasus merupakan transmisi pre-simtomatik.Transmisi pre-simtomatik adalah penularan dari orang yang membawa virus--tapi belum ada gejala--ke orang sehat yang lain. Bahkan ada indikasi bahwa orang yang tertular bisa menunjukkan gejala Covid-19 lebih awal daripada orang yang menularkan. Ini mengapa pada akhirnya orang sehat pun dianjurkan untuk juga menggunakan masker.
Namun jika kita menengok lagi ke belakang, tanpa imbauan ini pun, krisis masker sudah amat mengkhawatirkan. Tidak hanya di Indonesia, krisis masker juga terjadi di Singapura, Inggris, Hongkong, China, bahkan Jepang. Bayangkan jika kini semua orang diwajibkan menggunakan masker saat keluar rumah. Maka untuk menghindari terjadinya kelangkaan masker, khususnya bagi petugas medis--pihak yang paling membutuhkan, CDC kemudian menyarankan untuk memilih masker kain.
Namun penggunaan masker kain ini pun sempat menimbulkan perdebatan di kalangan medis. Alasannya karena masker kain tidak memiliki efektifitas untuk mencegah penularan Covid-19. Bahkan ada kekhawatiran, penggunaan masker kain malah akan membahayakan karena bisa menimbulkan “rasa aman palsu” hingga menurunkan kewaspadaan si pemakai.
Alasan mengapa masker kain sebelumnya dianggap kurang efektif
-
Masker kain kebanyakan dibuat oleh industri rumah tangga yang proses pembuatan dan bahannya tidak mengikuti standar medis;
-
Kain yang digunakan tidak sama dengan bahan masker bedah atau masker N95;
-
Ujung masker kain cenderung longgar, sehingga tidak dapat menutupi area di sekitar hidung dan mulut dengan sempurna;
-
Masker kain tidak dapat mencegah masuknya partikel yang sangat kecil, seperti virus Corona, ke dalam hidung atau mulut melalui udara;
-
Karena mudah bergerak dan longgar, sehingga pemakainya perlu berulang kali menyentuh wajah untuk menyesuaikan posisi masker, ini justru membahayakan.
Lalu seperti apa masker kain yang efektif?
Corona virus memiliki ukuran diameter sekitar 0.05 - 0.3 micron. Secara teknis memang masker N95 dan masker bedah yang paling efektif menyaring virus hingga 95% lebih efektif dibandingkan masker lainnya. Akan tetapi, virus corona bukanlah virus yang ditularkan melalui udara, melainkan dari droplet atau percikan cairan tubuh yang biasanya terjadi saat berbincang atau saat bersin dan batuk. Karenanya, masker kain masih bisa berfungsi jika digunakan dengan benar, setidaknya untuk menghambat droplet tersebut mengenai orang lain.
Peneliti dari University of Cambridge juga telah mengamati efektivitas masker rumahan dari berbagai bahan. Kain yang memiliki daya saring paling baik adalah kain kaos katun 100%, sarung bantal berbahan katun, dan bahan katun pada umumnya. Kain berbahan sutra memiliki daya saring yang paling buruk. Masker kain katun juga dapat dilapisi dengan filter kopi atau tisu agar daya saringnya meningkat.
Simak tutorial membuat masker kain yang disarankan CDC di sini.
Paling Tidak, Inilah Mengapa Alasan Masker Kain Akhirnya Dianjurkan untuk Digunakan
-
Masker kain mudah didapat, siapa pun dapat membuatnya, yang perlu diperhatikan adalah jenis kain dan anjuran penggunaan masker ini.
-
Masker kain dapat dicuci dan digunakan lagi berulang-ulang.
-
Tidak mengganggu ketersediaan masker untuk paramedis dan mereka yang membutuhkan.
-
Masker kain dapat menghambat droplet berpindah (meskipun tidak 100%)
-
Masker kain menghalangi gerakan refleks tangan ke wajah terutama hidung dan mulut (Tambahkan juga penggunaan kaca mata untuk mendapat perlindungan ekstra mata dari sentuhan tangan sendiri)
Bagaimana Menerapkan Wajib Masker di Toko
1. Terapkan Pada Semua Staf di Toko
Untuk kamu pemilik toko juga staf yang bertugas, terapkan dulu penggunaan masker saat berada dalam toko. Ini secara otomatis akan membuat orang lain juga merasa perlu menggunakan masker ketika datang ke tokomu.
2. Poster Wajib Masker
Buatlah poster atau spanduk sederhana yang mudah dibaca oleh pengunjung tokomu atau siapapun yang melintas di depannya. Poster berisi wajib masker sebelum memasuki toko. Jika perlu, di hari pertama dan kedua, kamu dapat membagikan masker gratis sebagai wujud kepedulian akan sesama.
3. Berikan Edukasi pada Pelanggan
Ingatkan terus pelanggan setiap usai bertransaksi. Kamu juga bisa meninggalkan pesan seperti “gunakan selalu masker setiap keluar rumah” pada tampilan struk mu.
(Cek di sini untuk memaksimalkan tampilan struk kamu pada aplikasi Qasir)
Perlu diingat: Menggunakan masker kain hanyalah salah satu langkah pendukung pencegahan, bukan satu-satunya cara pencegahan Covid-19. Jangan sampai penggunaan masker kain membuat “perasaan aman palsu”. Yang terpenting dari pencegahan Covid-19 yang sebenarnya tetap menerapkan physical distancing dengan berdiam diri di rumah, menjauh dari keramaian, dan tidak bepergian apabila memang tidak diperlukan.
Baca juga artikel Qasir tentang physical distancing di sini
Tips Memakai dan Membersihkan Masker Kain
Amat disarankan untuk menggunakan masker kain tidak lebih dari empat jam. Perlu diingat juga untuk menggunakan masker kain minimal dua lapisan. Setelahnya, masker harus dicuci agar fungsi penggunaannya optimal. Mencucinya disarankan menggunakan air hangat dan sabun untuk membunuh virus dan bakteri. Setelah itu, jemur masker tersebut di bawah sinar matahari hingga benar-benar kering.
Hingga saat ini belum ada informasi pasti mengenai berapa lama virus corona dapat bertahan pada pakaian dan kain. Namun, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) menyarankan agar masyarakat yang kembali ke rumah setelah bepergian disarankan untuk langsung mencuci pakaian mereka termasuk masker kain yang dipakai dengan menggunakan air hangat dan mengeringkannya dengan sempurna.
CDC juga mencatat bahwa virus flu dapat dibunuh dengan suhu di atas 75 derajat, bersama dengan penggunaan produk pembersih rumah tangga biasa seperti deterjen. Selain itu, juga penting untuk tetap menjaga jarak serta rajin mencuci tangan untuk memutus rantai penularan COVID-19.