Studi Kasus

Kios Putri, UMKM yang Berkembang dengan Sentuhan Pemberdayaan Masyarakat

07 Jul 2018, Ditulis oleh Kezia Sabrina

Kios Putri, UMKM yang Berkembang dengan Sentuhan Pemberdayaan Masyarakat

Bukan rahasia umum kalau UMKM memegang kekuatan besar dalam perekonomian Indonesia, betul BossQ? Jumlahnya yang sangat banyak dan memenuhi kebutuhan dengan barang yang begitu beragam menjadikannya bagian yang tidak terlepas dari kehidupan sehari-hari masyarakat tanah air. Kelompok usaha ini bahkan menyumbang sekitar 60% terhadap total Pendapatan Domestik Bruto Indonesia. Ada begitu banyak berita yang mengupas hal ini serta bukti nyata yang menegaskannya. 

Terlepas dari besaran yang luar biasa, pertumbuhan UMKM terbilang tidak sebanding. Mengutip satu artikel UKM Indonesia di tahun 2019, sebesar 98,7% UMKM Indonesia termasuk ke dalam kategori usaha mikro dan struktur seperti ini tidak berubah sejak 10 tahun sebelumnya. Gambaran ini menunjukkan bahwa usaha mikro kita tak kunjung naik kelas menjadi usaha kecil atau usaha menengah. Padahal, diketahui dari Katadata, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menargetkan kontribusi ekspor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) meningkat dua kali lipat pada 2024. Sementara, hingga saat ini, UMKM hanya menyumbang 14,5% terhadap ekspor nasional. Tentunya untuk mampu merealisasikan harapan besar ini, ada sejumlah langkah besar pula yang perlu diambil oleh masyarakat Indonesia. 

Kita memiliki peran dalam memajukan ekonomi secara bersama. Pemerintah memiliki perannya, dan begitu pula halnya dengan korporasi dan pemilik UMKM. Masing-masing memiliki andilnya, sehingga masing-masing perlu lebih fokus pada tanggung jawab pribadinya, ketimbang saling menyalahkan satu sama lain akan hal yang sudah berlalu maupun hal yang di luar kendalinya. Lantas, apa yang bisa kita lakukan? Langkah yang diperlukan adalah keberanian untuk berubah dari kebiasaan lama serta inisiatif untuk mencari informasi yang dapat mendukung perkembangan usaha kita.

Pemberdayaan Masyarakat Melalui Teknologi Digital

Satu artikel dari situs berita Media Indonesia mengangkat satu fenomena yang kita semua rasakan secara nyata, yaitu kemajuan teknologi yang mengubah cara hidup manusia, pola konsumsi masyarakat, serta persaingan dalam bisnis secara keseluruhan. Misalnya, kini layanan pemesanan makanan dengan ojek online dan smartphone dengan kamera canggih kini perlahan mengikis keberadaan pendahulunya, seperti dapur pribadi dan produk kamera digital.

Gambaran pergeseran ini juga dekat kaitannya dengan generasi milenial. Seiring berjalannya waktu, generasi milenial kian menguasai angkatan kerja, sehingga tentu juga menjadi kelompok kunci dalam konsumsi masyarakat. Karena itu, untuk mampu mempertahankan diri dalam persaingan pasar, setiap pemilik usaha perlu memahami target pasar, posisi pasar, serta kebutuhan dari konsumen.

Terkait persaingan pasar di era ini, pakar pemasaran Yuswohady menjelaskan bahwa kondisi bisnis akan semakin berubah dan dikuasai permintaan dari milenial dalam lima tahun ke depan. Apa sih permintaan generasi ini? Berbeda dengan generasi sebelumnya, konsumsi generasi milenial lebih menekankan pada experience economy dan sharing economy. Singkatnya, generasi ini lebih mementingkan pengalaman yang bisa dibagikan melalui media sosial, serta tidak terlalu mempermasalahkan kepemilikan barang asalkan kehidupan lebih minimalis dan praktis.

Bagaimana dengan pemilik UMKM?

Tentunya kita butuh perbaikan dalam usaha kita. Keadaan masa kini menghadirkan tantangan tersendiri bagi pemilik UMKM dalam mengembangkan usahanya, tapi bukan berarti kita tidak bisa melakukan apa-apa! Ingat, generasi milenial secara umum menyukai layanan yang menghadirkan kemudahan dan kenyamanan, serta pengalaman yang berbeda dari penyedia produknya. Selain itu, UMKM juga perlu belajar untuk memperkuat brand atau merek dagangnya.

Caranya? Ada banyak. Salah satu caranya adalah memperkuat kehadiran merek dengan teknologi digital yang dekat dengan keseharian masyarakat, misalnya media sosial untuk pemasaran. Dengan meninggalkan jejak digital, kita memperjelas kehadiran kita di antara persaingan produk atau merek yang ada. Bagaimana kalau fokus kita bukan menjual produk dengan merek berbeda, tapi mengembangkan kios dan warung kelontong? Konsepnya sama, BossQ. Dengan sentuhan digital yang mengutamakan kebutuhan konsumen, tentunya dampak terhadap usaha akan lebih terasa.

Seperti kata Yuswohady dalam Media Indonesia, untuk bisa “naik kelas”, pelaku UMKM perlu lebih melek teknologi. Contoh nyata keterbukaan terhadap perubahan dan kemajuan teknologi mampu berbuah manis terpampang jelas pada Kios Putri, yang mau meraih kesempatan untuk menjadi lebih baik dengan bantuan UKM Belimbing.

Buah Manis dari Tangan Dingin UKM Belimbing

UKM Belimbing bisa dibilang menjadi salah satu katalisator atau pemicu percepatan yang berperan penting dalam kemajuan UMKM Indonesia. Dengan kesadaran akan pentingnya pemberdayaan masyarakat, khususnya pemberdayaan UMKM, UKM Belimbing menggunakan tangan dinginnya untuk mendongkrak sejumlah UMKM di tanah air.

Didirikan oleh Pak Harjianto, UKM Belimbing memulai kontribusinya di bilangan Depok, Jawa Barat, tanggal 12 Mei 2016, dan merupakan sebuah wadah atau media pemberdayaan masyarakat untuk membantu mengembangkan semua jenis UMKM yang ada di Depok. Dukungan yang diberikan terhadap puluhan UMKM ini berupa bantuan pemasaran, baik secara online maupun offline. Dengan produk yang beragam namun sederhana, seperti aneka keripik serta minuman kopi dan jahe instan, UKM ini juga menuntun para pemilik usaha kecil untuk membuat toko online dan memanfaatkan teknologi digital seperti media sosial untuk mendukung penjualan.

Keterampilan dan informasi yang dibutuhkan untuk bersaing di pasar masa kini mungkin bukan hal yang akrab didengar atau dilakukan sehari-hari oleh para pengusaha kecil, sehingga UKM Belimbing mengambil langkah pengembangan yang lebih lanjut, seperti seminar untuk menambah wawasan, pelatihan untuk menambah keterampilan di bidang teknologi, informasi, dan komunikasi (TIK), serta konseling seputar UKM. Di samping itu, sejumlah gathering atau pertemuan rutin, misalnya buka puasa bersama, juga kerap kali diadakan oleh UKM Belimbing untuk meningkatkan kerjasama antara pemilik UMKM. UKM ini juga menyediakan coworking space, lengkap dengan fasilitas komputer dan internet yang memudahkan akses pemilik usaha terhadap online marketplace, atau situs penjualan, yang digunakan untuk transaksi. Luar biasa, ya!

UKM Belimbing juga telah beberapa kali bekerja sama dengan Qasir dalam pemberdayaan masyarakat untuk mengembangkan usahanya. Contohnya QTalks by Qasir, sebuah event talkshow yang menghadirkan para pemilik usaha seperti Sonny Arca Adryanto, pemilik gerai Martabak Orins, serta Prabu Revolusi, pemilik restoran Prabu Steak & Coffee. Keduanya berbagi cerita jatuh bangun mendirikan serta mempertahankan usaha, yang tentunya relevan dan memberikan banyak pemahaman baru bagi para pesertanya. UKM Belimbing juga bekerja sama dengan Qasir untuk memanfaatkan aplikasi Qasir sebagai upaya pemberdayaan di bidang digital. Dengan berbagai fitur yang dirancang untuk mendukung UMKM, para pemilik usaha ini dapat memiliki pencatatan transaksi yang lebih efisien, terbuka, mudah, dan optimal bagi bisnis.

Dedikasi inilah yang membawa salah satu binaan UKM Belimbing, Kios Putri di daerah Perumahan Permata Depok untuk lebih menggunakan aplikasi Qasir untuk mencatat jualan dan stok barang yang dijual. Mengutip berita Radar Depok, Kios Putri mampu meraup keuntungan besar setelah membuka toko sembako online di salah satu platform e-commerce di Indonesia. Pemilik Kios Putri, Yohanes Susanto, berhasil meraih omset hingga Rp 20.000.000,00 per bulan dengan strategi ini.

Perjalanan Kios Putri bersama UKM Belimbing menunjukkan bahwa dengan adanya pemberdayaan masyarakat melalui teknologi, bahkan dari hal yang dasar, mampu mengangkat keberhasilan UMKM ke tingkat berikutnya. Melangkah ke zona baru seperti pemanfaatan teknologi memang terkadang terasa tidak nyaman, tapi seringkali ini hanya karena kurangnya pemahaman akan hal tersebut. Karenanya, kita perlu menumbuhkan keterbukaan dalam diri supaya mampu menjangkau pasar yang lebih luas dan membuka banyak peluang bagi usaha masing-masing. Kalau Kios Putri bisa, kita semua pun bisa.

Nah, gimana dengan kamu, BossQ? Setelah ini, apa yang akan kamu lakukan untuk mengembangkan usahamu secara optimal? Maukah kamu membuka diri untuk berubah bersama zaman yang juga berubah?

Share artikel ini