Tips

5 Usaha Tanpa Modal Ini Bisa Jadi Inspirasi di Tengah Pandemi Covid-19

24 Nov 2020, Ditulis oleh Bentangku

5 Usaha Tanpa Modal Ini Bisa Jadi Inspirasi di Tengah Pandemi Covid-19

Pandemi Covid-19 meruntuhkan perekonomian jutaan orang di Tanah Air. Data Kementerian Koordinator Perekonomian hingga Juni 2020 menunjukkan 3,05 juta tenaga kerja terdampak pandemi Covid-19 akibat Virus Corona.

Kondisi seperti ini, justru harus dilihat sebagai peluang untuk memulai bisnis.

Psikolog Universitas Mercu Buana Muhammad Iqbal, seperti dilansir Liputan6.com meminta masyarakat, terutama pekerja yang terkena pemutusan hubungan kerja, melihat kondisi ini sebagai peluang untuk beralih dari pekerja menjadi pemberi kerja.

Terlebih, pelaku usaha atau bisnis merupakan salah satu penggerak ekonomi negara.

Kamu tentu akan bertanya, bukannya daya beli masyarakat turun di tengah pandemi Covid-19 ini? Bagaimana mungkin membuka usaha saat kondisi seperti itu?

Kuncinya, kreatif.

Survei Paper.id bersama SMESCO dan OK OCE bertajuk Dampak Pandemi COVID-19 terhadap UMKM menunjukkan kreativitas mampu menyelamatkan para pelaku usaha. Bahkan, 8,52 persen respondennya malah mampu melakukan ekspansi bisnis di tengah krisis.

Survei tersebut dilakukan secara daring dan dikirimkan kepada lebih dari 3.000 UMKM yang ada di 22 provinsi di Indonesia, seperti siaran persnya kepada Qasir.

Hasil survei menunjukkan, 23,93 persen responden memilih untuk mencari pasar baru; sedangkan 13,44 persen responden memilih untuk melakukan pivot bisnis atau menjual produk baru.

Tak perlu berpikir rumit tentang produk yang bakal dijual. Dari beberapa wawancara yang dilakukan, responden mengaku menjual barang-barang yang sedang laku di pasaran, seperti masker atau produk kesehatan.

Lalu bagaimana jika tidak ada modal untuk memulainya? Jangan khawatir, berikut ini 5 bisnis tanpa modal dalam catatan Qasir yang bisa jadi inspirasimu:

1. Reseller dan Dropshipper

Sejak pandemi Covid-19, apalagi Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) diberlakukan, masyarakat lebih memilih berbelanja online. Akibatnya, pemilik toko pun mulai beralih ke jual beli online.

Bisnis tanpa modal pada jual beli online ini adalah dropshipper atau menjadi reseller.

Apa beda dropshipper dan reseller? Dropshipper tidak menyetok barang dagangan dari supplier, berbeda dengan reseller.

Seorang dropshipper ketika mendapatkan order, akan langsung meneruskannya ke pemasok/supplier. Oleh karena itu, dropshipper tidak perlu tempat untuk menyetok barang.

Seperti yang dilakukan Prita, seorang ibu rumah tangga. Kepada Qasir dia bercerita, pekerjaan suaminya terdampak pandemi Covid-19 sejak Mei lalu. Jumlah pendapatan tak lagi sama seperti dulu.

Dia pun memutar otak lantaran pemenuhan kebutuhan rumah tangganya tak bisa menunggu. Terlebih dia memiliki anak berkebutuhan khusus.

Dia terpikir untuk berjualan masker. Namun, dia tak memiliki modal.

Pucuk dicinta ulam pun tiba, ternyata, teman sang adik berencana produksi masker. Dia pun mengajak teman sang adik untuk bekerja sama.

Prita menawarkan, membantu pemasaran masker tersebut dengan sistem dropship. Ketika ada order, dia langsung meneruskannya ke produsen. Barang pesanan akan dikirim langsung oleh produsen. Dia murni hanya memasarkan.

Dia mendapat bagian sebesar Rp 5.000 per masker yang terjual. “Saya dapat komisinya dari selisih harga jual dengan harga yang diberi oleh teman adik saya itu,” kata Prita.

Memang, lanjut dia, uang yang didapat sepertinya tidak seberapa. Namun, dia yakin ketika tekun dan inovatif, pesanan bakal bertambah banyak.

Ibu dua anak ini memasarkan maskernya melalui media sosial, yakni Instagram dan Whatsapp.

Beda dengan Gunawan, seorang pebisnis yang bangkrut lantaran Covid-19. Dia banting setir dengan menjadi reseller ayam ungkep produksi keponakannya.

“Modal nol rupiah. Kan saya cuma nampung dan memasarkan barang. Ongkos kirim, pembelinya yang nanggung. Lapak, di Facebook dan Instagram,” ujar Gunawan.

Nah, untuk memulai bisnis sebagai dropshipper atau reseller, hal pertama yang harus kamu lakukan adalah mencari supplier. Hubungi mereka untuk izin bantu menjual produknya dan buat perjanjian.

Pastikan supplier yang akan kamu ajak kerja sama, terpercaya dan memiliki kualitas barang serta pelayanan yang prima ya.

2. Buka Jasa Penulisan dan Penerjemah

Jasa penulisan dan penerjemah tidak ada matinya meski pandemi Covid-19 menggerus perekonomian Tanah Air. Teknologi yang berkembang, memaksa perusahaan untuk beralih ke pemasaran digital.

Akibatnya, mereka membutuhkan konten yang berkualitas sehingga mampu melejitkan brandnya.

Cara memulainya, gampang.

Cukup bubuhkan skill “Menulis”, “Penerjemah” dan “Freelancer” pada laman LinkedIn atau situs professionalmu lainnya. Kamu juga bisa mendaftar di laman-laman untuk freelancer yang sudah menjamur.

Pastikan, cek harga pasaran jasa penulisan dan terjemahan. Semakin tinggi kualitas dan kuantitas tulisan yang diminta, tentu harga jasa makin mahal.

Pelajari juga cara membuat surat penawaran. Jangan ragu untuk tawar-menawar harga ketika ada perusahaan yang memprospek.

Keuntungannya, sebagai penulis freelance, kamu bisa mengambil beberapa project sekaligus dari perusahaan berbeda selama masih mampu. Tentu saja, kamu dapat mengerjakannya dari mana saja, meski ada tenggat waktu atau deadline.

Begitu juga dengan penerjemah, kecuali klien membutuhkan penerjemah yang mengharuskanmu hadir di tempat.

Usaha jasa ini bisa menjadi karier baru yang menjanjikan jika ditekuni, seperti yang dilakukan Rendy Mulyadi, mantan jurnalis tetap di Channel News Asia. Dia memutuskan untuk melepas pekerjaannya  itu dan memilih menjadi penulis lepas.

Dia menjelaskan, menjadi jurnalis tetap itu mengharuskannya untuk tetap stand by setiap waktu. Akhirnya, dia kehilangan waktu berkumpul bersama keluarga.

“Awalnya, hanya bantu teman untuk bikin jurnal. Ternyata dia suka sama tulisan saja, dan dapat bayarannya lumayan. Kalau dapat dua klien saja untuk bikin tulisan ilmiah, bayarannya hampir sama dengan gaji saya,” sebut Rendy.

3. Penyedia Jasa Design Graphis

Jika kamu punya hobi membuat desain grafis, jangan sia-siakan kemampuan itu. Saat ini, jasa design graphis tengah populer, dan bisa mendatangkan uang di masa pandemi Covid-19. Apalagi cakupannya cukup luas, mulai dari desain baliho hingga konten media sosial.

Mayang Kurniasari, salah seorang designer graphis asal Jakarta, terkena PHK akibat Covid-19 sejak beberapa bulan lalu. Berbekal kemampuan design yang dimiliki, dia mulai menjual jasanya.

“Sempat bingung saat di-PHK mau ngapain. Awalnya iseng-iseng nawarin jasa design graphis. Ternyata banyak yang mau. Jasa design graphis diukur dari berbagai kebutuhan, tujuan, hingga kesulitan. Semakin tinggi tingkat kesulitan, maka pendapatan yang masuk juga makin besar. Apalagi, kalau klien sudah minta mengubah logo, bayarannya jadi makin tinggi,” kata Mayang.

Ingin seperti Mayang? Caranya, manfaatkan media sosialmu dan mendaftar ke laman yang menawarkan jasa freelancer. Tentunya, siapkan portofoliomu yang terbaik.

4. Content Creator

Untuk bisnis yang satu ini, revenue atau keuntungan yang didapat memang lebih lama dibanding ide usaha lain dengan modal nol rupiah.

Namun, untuk memulainya, kamu cuma butuh kreativitas dan smartphone. Cobalah membuat konten yang berasal dari hobi ditambah dengan gimik yang ciamik.

Misalnya, kamu tengah keranjingan olah raga untuk menurunkan berat badan. Buatlah dokumentasi tentang perjalanan penurunan berat badan tersebut. Unggah konten itu dengan judul “365 Olah Raga Turunkan Berat Badan Tanpa Berkeringat”.

Jika menggunakan Youtube, jangan lupa, pastikan melakukan monetisasi pada akun. Seperti dilansir Merdeka.com, Anda harus masuk ke account information, lalu klik Creator Studio pada menu di sebelah kiri. Klik Channel dan Status and features, kemudian pilih Enable Monetisation dan setujui agreement yang ada.

Seperti yang dilakukan Yogi, YouTuber asal Yogyakarta. DIa menuturkan awal mulanya menjadi content creator. Saat memulainya, dia hanya ingin mengiklankan toko vape tempatnya bekerja.

Tak disangka, konten buatannya lumayan diminati penonton. Hal itu sangat membanggakannya.

“Awal sih hanya ingin vape di tempat saya bekerja laris. Tapi ternyata malah mendatangkan uang buat saya. Content ini kan isinya soal macam-macam vape, ternyata banyak yang menonton. Dari situ bos suka, akhirnya saya jadi dapat endorse. Lalu, juga ada iklan yang masuk. Enggak banyak sih tapi lumayan menurut saya,” sebut Yogi.

5. Jasa Titip

Ingat, agar tak memakai modal, batasi jasa titip yang kamu tawarkan dengan sistem pre-order.

Sebelumnya, hunting foto barang-barang yang akan kamu tawarkan. Setelah itu, sebar di laman media sosial, kemudian tunggu pesanan dan transfer dari pembeli masuk.

Contoh, kamu membuka layanan jastip barang IKEA. Bermodal gambar dari katalog, Anda bisa langsung memasarkannya melalui media sosial. Pastikan, kamu menerima transfer uang terlebih dulu sebelum membeli barangnya, termasuk biaya jastip dan ongkos kirim.

Hanna, seorang penyedia jastip mengungkapkan, dia hanya membuka pre-order atau membayar di muka untuk barang-barang kebutuhan wanita. Dia menawarkan jasanya lewat grup WhatsApp hingga media sosial, seperti Instagram.

“Saya biasanya berkeliling mal dulu untuk melihat produk baru. Kemudian, beberapa produk saya foto, baru disebar. Kalau ada yang pesan biasanya saya meminta mereka untuk mentransfer uang dulu. Setelah itu, baru saya membelanjakan titipan mereka. Kalau ada yang baik, kadang mereka memberikan uang jastip dan bonus lebih besar,” ungkap Hanna.

Hanna yang dirumahkan akibat toko tempatnya bekerja tutup, akhirnya mulai serius dengan bisnis jastipnya. Kini, dia punya beberapa pelanggan tetap.

Untuk memudahkan pelangganmu mengetahui produk yang bisa dijastip, buat katalog digital yang bisa langsung diklik. Tidak mahal kok! Kalau kamu pakai Qasir kamu tinggal berlangganan Website Usaha dengan biaya hanya 15 ribuan saja per bulan. Kamu juga bisa memasukkan semua link jualan kamu ke dalam website mini dengan fungsi maxi ini. 

Untuk mengetahui informasi lebih lanjut tentang Website Usaha, klik di sini.

Nah, apakah sudah ada gambaran ingin memulai bisnis tanpa modal mana di tengah pandemi Covid-19 ini? Apapun pilihan bisnismu, jangan lupa untuk melakukan pembukuan secara teratur sekecil apapun penjualanmu hari itu.

Apalagi sekarang ini pencatatan keuangan lebih mudah dilakukan seiring berkembangnya teknologi, seperti fitur yang ditawarkan di Qasir. Dengan fitur Laporan Penjualan Otomatis, kamu akan dikirimi laporan penjualan lengkap ke email kamu, sehingga kamu tidak perlu akses akun Qasir kamu di aplikasi ataupun di Backoffice, cukup buka email kamu. Simpel!

Laporan ini bisa dipilih dalam beberapa periode.

  • Harian : Laporan akan dikirim pada esok harinya
  • Mingguan : Laporan akan dikirim senin pada setiap minggunya

  • Bulanan : Laporan akan dikirim setiap tanggal 1 pada awal bulan

  • 3 Bulan : Laporan akan dikirim setiap tanggal 1 pada waktu 3 bulan sekali.

Baca di sini untuk mengetahui lebih banyak tentang Laporan Penjualan Otomatis. 

Makin mantap memulai usaha? Ingat usaha, ingat selalu Qasir. Untuk download Qasir klik di sini.

Baca juga:

Share artikel ini