Tips

Cara Jitu Mengatur Keuangan Usaha dan Pekerjaan Sampingan Baru

09 Sep 2019, Ditulis oleh Kezia Sabrina

Cara Jitu Mengatur Keuangan Usaha dan Pekerjaan Sampingan Baru

Apakah kamu termasuk karyawan yang merasa bahwa gajian setiap bulan tidak cukup untuk biaya hidup dan bersenang-senang selama sebulan? Apakah kamu juga termasuk orang yang menambah penghasilan dengan bisnis kecil-kecilan?

Seiring berjalannya waktu, biaya hidup rasanya semakin melambung tinggi. Beberapa pihak menyebutkan bahwa ini didorong oleh harga kebutuhan pokok yang memang terus meningkat. Ada juga yang menyoroti kebutuhan dan gaya hidup masa kini yang semakin tinggi. Tidak terasa kedua hal ini mengganggu keseimbangan cash flow. Beban hidup yang bertambah, misalnya ketika kita menikah, memiliki anak, dan membiayai orang tua turut punya dampak besar terhadap kondisi keuangan, namun pada kondisi tertentu, fase hidup yang terus berjalan ini tidak diikuti kenaikan gaji yang seimbang.

Dengan demikian, kita punya dengan dua pilihan: mengurangi pengeluaran yang tidak menjadi prioritas atau mencari pemasukan tambahan. Masalahnya, menentukan prioritas tidak semudah membalik telapak tangan, bukan? Terkadang, kita diperhadapkan dengan situasi sulit yang tidak bisa kendalikan, sehingga pemasukan tambahan menjadi opsi yang lebih masuk akal. Di sisi lain, usaha sampingan tidak selalu didesak oleh kondisi keuangan atau cash flow yang kurang baik, namun bisa juga sebagai bentuk penyaluran minat atau passion seseorang.

Sebenarnya, memiliki pekerjaan atau usaha sampingan bukanlah fenomena yang baru. Sejak bertahun-tahun yang lalu, banyak orang telah memiliki sumber penghasilan sampingan, namun fenomena ini semakin diperhatikan dan disorot di masa kini. Dilansir oleh Qerja, survei oleh CareerBuilder di tahun 2016 menemukan bahwa 29% dari sekitar 3000 pegawai lintas industri di Amerika Serikat memiliki pekerjaan sampingan, dengan mayoritas dari kelompok usia 25 s.d 34 tahun. Ini hanya satu dari banyak contoh yang dapat kita temukan di sejumlah negara lain di dunia, termasuk di Indonesia. Sebelumnya, di tahun 2014, survei Kadence International dalam TRIBUNnews menunjukkan bahwa 29% masyarakat urban Indonesia memiliki pekerjaan sampingan.

Seperti apa sih usaha sampingan yang dimiliki angkatan kerja saat ini? Bentuk usaha yang dijalankan sangat bervariasi. Sebagian fokus untuk menyediakan beragam jasa, misalnya menjadi pengisi survei online, penulis lepasan, fotografer, pengasuh anak, desainer, dan masih banyak lagi. Tidak jarang juga yang memilih jalur penjualan produk, seperti menjadi dropshipper dan memulai toko online, yang kini semakin menjanjikan dengan perkembangan teknologi informasi dan e-commerce.

Ternyata, banyak juga yang memiliki sumber penghasilan tambahan! Apakah kamu salah satunya, BossQ? Kalau ya, sejumlah tips ini akan sangat bermanfaat untuk kamu.

5 Tips Praktis Mewujudkan Cash Flow yang Lebih Teratur

Di zaman ini, peluang bisnis memang begitu banyak. Kata orang, asal kita jeli dalam melihat peluang dan memanfaatkannya, cuan pasti datang menghampiri. Meski begitu, usaha sekecil apapun yang kita jalankan tetap memerlukan ilmu. Kalau tidak, bisa-bisa usahamu mandek, jalan di tempat, atau bahkan tidak menghasilkan laba yang signifikan. Karena itu, yuk simak dahulu beberapa tips mendasar dalam mengatur keuangan yang wajib kamu terapkan!

Tips #1: Pisahkan Uang Pribadi dengan Uang Usaha

Mungkin banyak orang yang tidak sadar kalau mencampur uang pribadi dengan uang usaha adalah cikal bakal cash flow yang berantakan. Kalau sudah tercampur, kamu pasti akan sulit membedakan antara uang untuk usaha dan uang yang memang kamu miliki secara pribadi, apalagi kalau memiliki usaha sampingan di luar pekerjaan utama. Alhasil, uang usaha terpakai untuk urusan di luar usaha dan begitu juga sebaliknya.

Nah, cara paling mudah untuk mencegah kekacauan dalam keuangan adalah selalu catat jumlah dana yang kamu pakai untuk kebutuhan pribadi dan untuk modal usaha dari gaji kamu setiap bulan. Langkah lanjutan yang lebih efektif adalah menyimpan modal untuk usaha tersebut di rekening yang terpisah. UKM Indonesia juga menganjurkan beberapa cara yang bisa dilakukan terkait segmentasi keuangan, salah satunya “menggaji” diri sendiri dengan tiga jenis pembayaran, yaitu pembayaran gaji, honor, atau komisi untuk perannya sebagai pekerja; pembayaran uang sewa atau subsidi listrik air dan telepon untuk perannya sebagai pemilik properti; dan pembayaran bagi hasil laba atau deviden untuk perannya sebagai pemodal. Sejumlah cara ini membutuhkan disiplin dan mungkin sulit dilakukan pada awalnya, namun ketika diterapkan secara konsisten, pasti keuangan pribadi maupun usaha kamu akan jauh lebih sehat.

Tips #2: Lakukan Perencanaan dengan Matang

Sembari mengumpulkan modal untuk memulai usaha, kamu bisa melakukan perencanaan usaha. Mulailah dengan beberapa rancangan dasar, misalnya jenis usaha yang ingin kamu bangun, kegiatan yang akan kamu lakukan dalam periode tertentu, serta jumlah modal yang diperlukan untuk dapat menjalankan usaha kamu. Jangan lupa untuk menentukan tenggat waktu usaha ini mulai kamu jalani. Mengutip media Business News Daily, kamu juga perlu menentukan aspek yang membedakan usahamu dari kompetitor, memperkirakan risiko dalam bisnis, menyiapkan keperluan legalitas usaha, dan mempertimbangkan pertolongan orang lain jika dibutuhkan. Apapun jenisnya, usaha kamu pasti mampu berkembang dengan baik jika dijalankan dengan perencanaan yang matang.

Tips #3: Buat Budget dengan Lebih Rinci

Salah satu aspek yang tidak boleh kamu sepelekan dalam mengatur keuangan adalah pemisahan budget. Bukan sekadar mencatat pengeluaran saja, tapi budgeting juga meliputi pembatasan pengeluaran dan alokasi sesuai pada tempatnya, sehingga cash flow menjadi lebih efisien. Dalam salah satu artikelnya, majalah ikonik Amerika Serikat Time bahkan menekankan hal ini sebagai kebiasaan milyuner dalam mengelola keuangan. Dengan mengikuti budget secara teratur, para milyuner dapat mengetahui jumlah uang yang masuk dan keluar. Dari sini, mereka dapat merancang anggaran pengeluaran, sehingga mampu membeli segala keperluan secara tepat dan menghindari pemborosan sia-sia. Mereka juga lebih hati-hati dalam membandingkan biaya antara produk atau jasa yang dibutuhkan agar pengeluaran terjaga secara efektif. Walaupun kamu baru memiliki usaha pribadi dalam skala kecil, prinsip ini tetap saja penting.

Ketika usahamu sudah berjalan, jangan lupa juga untuk melakukan review secara berkala, ya! Sekali dalam sebulan cukup, yang penting dilakukan secara konsisten. Tujuannya adalah untuk membandingkan kondisi cash flow dari periode sebelumnya, antara meningkat atau justru menurun. Dengan begitu, kamu bisa mengetahui langkah usaha selanjutnya.

Tips #4: Sisihkan Laba untuk Diputar Lagi

Satu tips lain yang bisa kamu terapkan adalah jangan cepat puas apabila kamu mendapatkan keuntungan. Bukankah kita boleh berbahagia ketika usaha kita membawa laba? Tentu boleh, namun jangan sampai keuntungan yang kamu dapat kamu habiskan begitu saja untuk bersenang-senang. Justru sebaiknya, sebagian besar dari keuntungan yang dihasilkan ini dapat kamu putar lagi untuk mengembangkan usaha. Misalnya, kamu bisa gunakan uangnya untuk menambah alat-alat baru yang bisa menjadi inventaris, mempekerjakan karyawan baru, atau menambah stok barang dagangan. Prinsipnya adalah selalu gunakan menggunakan keuntungan secara bijak. Kalau tergoda menggunakan uangnya untuk hiburan sesaat, ingatlah peribahasa “sedikit demi sedikit, lama-lama menjadi bukit.” Bayangkan saja potensi cash flow dan laba kamu di masa depan dengan menunda memuaskan diri saat ini!

Tips #5: Pantau Pergerakan Arus Keuangan

Arus keuangan atau cash flow membantu mengukur penghasilan dan pengeluaran dari aktivitas operasional sebuah usaha. Cash flow menjadi indikator kesehatan usaha tersebut. Artinya, dalam memantau arus keuangan atau cash flow suatu usaha, pelaku usaha memang dituntut untuk lebih teliti terhadap setiap proses yang terlibat, seperti misalnya saat membeli persediaan barang atau stok bahan baku. Jangan sampai kamu berlebihan dalam membeli persediaan barang, sementara permintaan sedang tidak banyak. Akibatnya, stok bisa menumpuk dan menyebabkan pemasukan jadi tersendat.

Agar pengelolaan stok tidak hanya berdasarkan perkiraan pribadi, kamu bisa pakai fitur andalan Kelola Stok di aplikasi Qasir. Kamu pun jadi tahu stok barang yang paling laris, paling lama laku, dan sepuluh barang terlaris setiap bulannya secara lebih akurat. Kini, Qasir juga dilengkapi oleh fitur baru yang memungkinkan kamu untuk langsung memesan berbagai produk dari distributor yang sudah bekerja sama dengan Qasir.

Gimana, BossQ? Apakah kamu belajar hal baru dari lima tips ini?

Apapun bentuk usahamu, produk atau jasa, pekerjaan utama maupun sampingan, prinsip yang paling penting adalah untuk selalu mencatat setiap transaksi yang telah kamu lakukan. Tentunya setiap orang mau untuk punya keuangan atau cash flow yang lebih rapi dan seimbang.

Nah, untuk pencatatan transaksi yang lebih cepat, aplikasi Qasir memiliki fitur sederhana yang memudahkan kamu untuk menjalankan usaha, mulai dari dengan menambah, menghapus, dan mengatur produk jualan kamu, membuat catatan transaksi secara lengkap, hingga membuat struk fisik maupun digital. Dengan misi memberdayakan UMKM melalui teknologi, aplikasi Qasir mampu menjadi sahabat andalan kamu dalam mengatur keuangan secara lebih cerdas. Semudah download aplikasi kasir gratis karya anak bangsa, perjalananmu berbisnis akan terasa jauh berbeda dari sebelumnya.

Yuk, gunakan Qasir untuk keuangan yang lebih sehat dan usaha yang semakin meningkat!

#Qasir

Share artikel ini