Tips

Jangan pakai feeling! Yuk, mulai catat pemasukan dan pengeluaran.

29 Nov 2020, Ditulis oleh Bentangku

Jangan pakai feeling! Yuk, mulai catat pemasukan dan pengeluaran.

Banyak entrepreneur atau usahawan pemula yang mengandalkan feeling untuk mengontrol usaha. Padahal, maju atau tidaknya usaha bakal terkontrol melalui laporan keuangan lho.

Pakar Marketing dan Managing Partner Inventure Yuswohady mengatakan, tidak adanya laporan keuangan bakal menyulitkan untuk mengetahui usahamu menghasilkan laba atau tidak.

Selain itu, ada kemungkinan keuangan pribadimu dan bisnis akan campur aduk yang ujung-ujungnya akan merugikan perusahaan.

“Jadi kecampur dan enggak pernah dihitung berapa penjualan, cost, berapa profit. Kalau kita enggak ada catatan itu kita enggak tahu ada kemajuan atau tidak. Padahal UMKM yang benar itu harus punya growth mindset. Tahun ini harus lebih bagus dari sebelumnya,” ujar Yuswohady saat berbincang dengan Qasir akhir November 2020.

Oleh karena itu, lanjut dia, pinjaman owner pun harus dicatat dalam laporan keuangan. “Bahkan perlu ada bunganya sebagai pemasukan perusahaan. Tidak bisa kalau tidak dicatat. Nanti tidak ada rasa tanggung jawab untuk mengembalikan. Akhirnya uang perusahaan habis. Meski sebenarnya uang-uang dia juga,” kata Yuswohady.

Penulis terlaris New York Times dan pembawa acara radio, Dave Ramsey, juga pernah mengungkapkan hal yang sama. "Anggaran memberitahu ke mana uang Anda dihabiskan. Semua sudah tercatat lengkap. Daripada Anda terus mengira-ngira jumlah uang yang dimiliki," kata Dave seperti dilansir dari laman pribadinya.

Journal Riset Mahasiswa Akuntansi (JRMA) Universitas Kanjuruan Malang bahkan menyebut, kendala utama yang sering dihadapi oleh usaha kecil adalah kurangnya pemahaman tentang pentingnya catatan pemasukan dan pengeluaran.

Catatan pemasukan dan pengeluaran merupakan satu dari sekian bentuk laporan keuangan. Bentuknya bisa dicatat secara terpisah, bisa juga disatukan dalam laporan arus kas. Catatan pemasukan yang dimaksud misalnya, hasil penjualan barang atau jasa atau suntikan modal, sedangkan kas pengeluaran contohnya biaya produksi atau operasional.

Nah, setidaknya ada tujuh kerugian yang bakal kamu hadapi dalam usaha ketika tak memiliki laporan keuangan seperti catatan pemasukan dan pengeluaran. Berikut ketujuh kerugian itu seperti yang dirangkum Qasir dari berbagai sumber:

1. Tidak Mengetahui Aset yang Dimiliki

Pengertian aset dalam dunia usaha adalah semua hak yang dapat digunakan dalam operasi perusahaan. Aset perusahaan dalam sebuah laporan keuangan adalah aset lancar, investasi jangka panjang, aset pajak tertanggung, aset tetap dan aset tidak berwujud. Jika tidak memiliki laporan keuangan, kamu tidak mengetahui detail aset yang kamu miliki, termasuk investasi jangka panjang dan aset pajak tertanggung yang sangat berharga untuk pengembangan usaha dan pengurangan pajak yang bisa kamu dapat di kemudian hari.

2. Tidak Mengetahui Biaya yang Dikeluarkan

Faktor yang paling penting yaitu biaya yang harus dikeluarkan dalam menjalankan usaha. Faktor biaya atau modal ini tidak hanya terjadi di awal bisnis, tapi hampir di seluruh proses produksi, dari mulai pengadaan barang, distribusi, hingga promosi. Hal ini perlu dicatat dengan baik.

Yuswohady menambahkan, biaya yang kamu keluarkan ini akan berujung pada menentukan harga produk atau jasamu.

"Cost itu harus dicatat. Bulan ini cost 100, bulan depan kok 120. Ini harus dicek naiknya kenapa. Sementara penjualan sama seperti bulan lalu, berarti profit kita turun. Hubungannya nanti, dengan harga perlu naik atau enggak kalau cost naik," jelas Yuswohady.

3. Tidak Mengetahui Kebocoran Aset Perusahaan

Kebocoran atau penggelapan aset bisa terjadi kapan saja dan di mana saja. Tidak memiliki laporan keuangan yang baik, membuatmu buta mengenai aset yang dimiliki atau jika barang yang menjadi `nyawa` produksi usahamu rusak atau hilang. Bisa jadi, kamu tak menyadari tengah dicurangi oleh pegawai atau distributor.

4. Kebingungan Ketika Akan Ekspansi Usaha

Jcsbusinessconsulting menyebut, kamu bakal kesulitan ekspansi bisnis ketika sudah waktunya untuk berkembang. Misal membuka cabang atau merekrut pegawai baru. Kurangnya catatan keuangan akan mempersulit segalanya.

Apakah kamu mau memberikan pinjaman kepada seseorang yang tidak memiliki bukti praktik keuangan yang bertanggung jawab? Apakah kamu akan bekerja untuk perusahaan yang lalai tentang penggantian biaya? Apakah kamu mau menyewakan ruang kepada penyewa yang tidak dapat memberikan laporan laba rugi selama beberapa tahun terakhir? Jawaban atas semua pertanyaan ini, tegas, “Tidak.”

5. Tidak Memiliki Pertanggungjawaban kepada Pihak Berkepentingan

Selain sebagai bentuk sebuah pertanggungjawaban terhadap para pemegang saham, laporan keuangan yang baik akan berguna jika kamu mengalami kendala keuangan dan ingin mengajukan pinjaman ke bank.

Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dalam laman resminya melansir, dengan membaca laporan keuangan peminjam, kreditur dapat memprediksi apakah usahamu bakal berkembang serta mampu mengembalikan pinjaman dalam waktu yang ditentukan atau tidak.

Oleh karena itu, kamu perlu mencatat setiap transaksi, termasuk pemasukan dan pengeluaran, agar dapat meyakinkan pihak kreditur usahamu lancar dan mempunyai laporan keuangan yang sehat.

6. Laporan Pajak Bisa Menjadi Mimpi Burukmu

Ketika usahamu sudah berkembang, tentunya kamu memiliki kewajiban untuk membayar pajak. Nah, laporan pajak bisa menjadi mimpi burukmu ketika tidak memiliki laporan keuangan yang baik. Minimal laporan pemasukan dan pengeluaran.

“Laporan pajak itu sulit dan rumit lho. Kalau tidak punya laporan keuangan ya tambah,” ujar Yuswohady.

Apakah kamu mau merapel pencatatan keuangan satu tahun dalam satu atau dua hari? Apakah cukup? Tentu tidak kan?

7. Sulit Tentukan Gajimu Sendiri

Pada akhirnya, bisnis dilakukan untuk mencari nafkah, bukan? Jika tidak memiliki sistem pembukuan, kamu tidak dapat mengetahui secara akurat berapa gajimu sendiri. Apakah kamu akan mengandalkan feeling atau asal tebak? Ingat, semakin sedikit kamu main tebak-tebakan dalam bisnis, semakin sukses usahamu.

Cara Membuat Laporan Pengeluaran dan Pemasukan

Bank Indonesia dalam sebuah workshop tentang laporan keuangan untuk pribadi dan UMKM pada 2018 di Jakarta mengajarkan cara membuat tabel pemasukan dan pengeluaran rutin secara sederhana. Buat empat kolom berisi tanggal, keterangan, pemasukan dan pengeluaran. Semua catatan tersebut bisa dilihat sesuai uang masuk atau keluar sesuai keperluan.

Petunjuk Pengisian Catatan Pengeluaran/Pemasukan:

  1. Isian Bulan dan Tahun, isi dengan bulan dan tahun ketika dilakukan pencatatan (periode pencatatan)
  2. Kolom Tanggal, isi dengan tanggal pada saat terjadinya pemasukan/pengeluaran
  3. Kolom Keterangan, isi dengan jenis atau peruntukan pemasukan/pengeluaran yang terjadi
  4. Kolom Pemasukan/Pengeluaran isi dengan jumlah uang yang masuk/keluar
  5. Baris Total Pemasukan/Pengeluaran isi dengan rekapan jumlah pengeluaran yang terjadi.

Untuk detail catatan, Bank Indonesia menyarankan agar memisahkan catatan pengeluaran dan pemasukan dengan membuat tabel berbeda.

Untuk Catatan Pengeluaran:

  1. Buat 5 kolom dengan daftar pengeluaran, jumlah, ditambah dengan frekuensi (seberapa sering uang yang keluar, misalnya perhari atau perminggu).
  2. Kolom No isi dengan nomor pengeluaran yang dicatat.
  3. Kolom Nama Pengeluaran isi dengan nama pengeluaran yang diidentifikasi.
  4.  Kolom jumlah diisi dengan uang yang keluar untuk memenuhi jenis pengeluaran yang dicatat
  5. Kolom Frekuensi isi dengan frekuensi pengeluaran (tergantung kebutuhan).
  6. Baris Total Pengeluaran dengan total jumlah pengeluaran.

Begitu pula dalam membuat catatan pemasukan. Kolom-kolomnya sama seperti catatan pengeluaran, tinggal ganti saja nama tabelnya. Kamu juga harus mencatatkan pemasukan-pemasukan secara rinci agar memudahkan untuk mengontrol usahamu.

Ada Cara yang Lebih Mudah

Membayangkan membuat tabel dan kolom untuk mencatat transaksi penjualan di tokomu memang membuat pusing ya. Ini yang membuat banyak dari usahawan memutuskan untuk tidak mencatat transaksi mereka, bahkan tidak melakukan kontrol atas transaksi penjualan harian mereka. 

Jika kamu juga mengalami hal, ini, Qasir memiliki solusinya. Dengan adanya aplikasi Qasir kamu bukan hanya bisa mencatat transaksi penjualan kamu secara otomatis, namun kamu juga bisa melihat ringkasan transaksi penjualan harian secara real time pada dashboard. Tidak harus bisa akuntansi! Kamu bahkan juga bisa membuat rekap kas untuk menyeimbangkan nilai pada catatan dan pada uang tunai fisik yang kamu terima. Kamu juga bisa menerima pembayaran digital (mobile digital payment) dengan QRIS.  

Semua itu, hebatnya, bisa kamu nikmati secara GRATIS, tanpa batas waktu. Bagaimana caranya? Mudah! Kamu hanya perlu download Qasir di sini, lalu lakukan pendaftaran/registrasi, selanjutnya kamu bisa langsung gunakan aplikasi ini layaknya mesin kasir atau cash register. 

Ingat ya semua ini bisa kamu lakukan secara GRATIS...TIS...TIS!

Nah, tunggu apa lagi?

#Qasir

Baca juga:

Share artikel ini