Tips
Wajib Tahu! Ini 5 Keuntungan yang Bisa Kamu Dapatkan dengan Transaksi Cashless
Perkembangan cara bertransaksi semakin hari semakin pesat. Bayar apapun kini jadi semakin mudah dan cepat. Di Indonesia, cara bertransaksi masyarakat Indonesia terus mengalami perubahan.
Apakah kamu masih ingat kalau transaksi nontunai atau cashless sebenarnya sudah dimulai sejak kehadiran kartu debit, kartu kredit, dan pembayaran melalui mesin EDC? Menurut sebuah ulasan dari Kumparan, peralihan bentuk transaksi ini bermula dengan aturan Bank Indonesia mengenai uang elektronik di tahun 2009 silam. Selanjutnya, di tahun 2014, Bank Indonesia mencanangkan Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT) untuk mendorong transaksi uang elektronik ini. Setelah sejumlah metode pembayaran tersebut menjadi bagian dari keseharian masyarakat, mobile banking dan internet banking perlahan hadir. Belakangan ini pun muncul uang elektronik, disusul beragam layanan e-wallet yang hanya membutuhkan smartphone untuk segala transaksi. Terhitung hingga tahun 2019, data Bank Indonesia (BI) mencatat adanya 38 dompet digital (e-wallet) dengan lisensi resmi. Kehadiran berbagai layanan e-commerce di Indonesia juga menjadi salah satu faktor yang menyebabkan pertumbuhan transaksi cashless berkembang pesat. Dengan kehadiran fasilitas ini, tercatat pada Januari 2019, pertumbuhan transaksi cashless di Indonesia berhasil meningkat sekitar 15,3%.
Meskipun perkembangannya terlihat begitu pesat, rencana masyarakat tanpa uang tunai (cashless society) tampaknya belum dapat direalisasikan dalam waktu dekat. Melansir Detik, data Bank Indonesia menunjukkan pada 2018 sekitar 99% uang yang beredar di masyarakat masih berbentuk fisik, dan sisanya cashless. Artinya, jalan menuju masyarakat nontunai atau cashless society masih amat panjang.
Ada beberapa hal yang menjadi hambatan masyarakat tanah air begitu sulit beralih sepenuhnya. Dari artikel yang sama, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menemukan bahwa indeks literasi keuangan masyarakat Indonesia pada tahun 2019 masih sekitar 38,03% dari seluruh populasi. Bahkan lebih dari setengah masyarakat Indonesia belum memiliki tingkat literasi keuangan yang baik, sehingga produk nontunai sulit untuk diadopsi sebagai kebiasaan. Pasar tradisional, warung, dan kios kecil yang menampung begitu banyak transaksi sehari-hari juga masih sulit menerapkan sistem pembayaran nontunai. Perlu ada pembelajaran, adopsi teknologi, dan penyesuaian sistem untuk mampu beralih kepada transaksi cashless. Ini tentu membutuhkan proses adaptasi yang cukup panjang.
Aman, Nyaman, dan Tetap Cuan dengan Dompet Digital untuk Pembayaran
Lalu, sebenarnya apa sih keuntungan beralih ke cashless? Mengapa kita perlu ambil bagian dalam gerakan menuju cashless society di Indonesia?
1. Aman dan Praktis
Sudah menjadi rahasia umum kalau menyimpan uang tunai memiliki risiko besar karena lebih rawan pencurian. Uang tunai juga jelas memakan lebih banyak ruang, baik di dompet ataupun di saku celana. Ini jauh berbeda dengan alat pembayaran nontunai, seperti kartu debit yang mengandalkan chip, atau dompet digital yang memudahkan kita mengecek dan mengakses akun hanya melalui aplikasi smartphone. Perkembangan teknologi juga kini menghadirkan fitur QR payment dalam e-wallet yang lebih mudah digunakan dan lebih responsif daripada uang elektronik atau e-money.
Survei Ipsos dalam media Merdeka menunjukkan bahwa masyarakat yang memilih menggunakan pembayaran nontunai merasa yakin, aman, dan nyaman karena bisa mengontrol pengeluaran mereka. Pembayaran digital menghadirkan pengalaman baru yang menyenangkan dalam melakukan transaksi. Bertransaksi pun jadi lebih praktis karena kamu tidak perlu memikirkan uang recehan serta kembalian.
2. Adanya Promo dan Reward bagi Para Pengguna
Pernahkah kamu mencari promo cashback di restoran atau outlet makanan tertentu ketika baru saja gajian? Ya, promo dan reward adalah salah satu keuntungan yang bisa didapatkan oleh para pengguna e-wallet. Perusahaan sejenis seperti OVO, GoPay, dan sebagainya kerap kali mengadakan promo cashback hingga mencapai potongan harga 50% kepada para pelanggan yang ingin bertransaksi. Bahkan, kini ada aplikasi khusus pemberi voucher dan cashback yang beragam.
Katadata mengulas bahwa rupa-rupa promo dan cashback ini merupakan strategi "bakar uang" yang digunakan oleh hampir seluruh perusahaan fintech. Tidak hanya untuk berkompetisi antara perusahaan fintech, strategi ini digunakan untuk mengedukasi masyarakat agar menggunakan pembayaran digital. Selain itu, strategi ini bertujuan untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat, merasakan pengalaman kemudahan dan keamanan dalam bertransaksi, serta menumbuhkan kebiasaan untuk menggunakan pembayaran nontunai.
Kita tahu bahwa sebagian besar orang pasti akan selalu tertarik dengan diskon dan promo. Strategi ini pun tampaknya akan terus digunakan hingga masyarakat terbiasa menggunakan transaksi nontunai terbentuk dan berubah menjadi cashless society. Oleh karena itu, tidak hanya pelanggan saja yang diuntungkan, pemilik bisnis pun jadi terbantu karena jadi mendatangkan lebih banyak pelanggan. Jadi solusi win-win, ‘kan?
3. Mempermudah Transaksi Belanja Online
Salah satu yang membuat belanja online semakin populer adalah karena adanya layanan pembayaran secara nontunai. Dengan fasilitas ini, belanja pun menjadi semakin mudah. Bayangkan, hanya dengan sentuhan jari, voilà, barang sampai rumah sehari kemudian! Perubahan perilaku dalam berbelanja ini mengakibatkan menjamurnya toko-toko online, e-commerce dan marketplace. Sebagaimana dijelaskan dalam Media Indonesia, perputaran uang melalui platform digital ini luar biasa, dengan jumlah transaksi e-commerce per bulan mencapai Rp11 triliun s.d. Rp13 triliun pada tahun 2019 silam. Keberadaan e-commerce juga menunjukkan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia, meskipun masih dalam skala kecil.
Sayangnya, meski beberapa layanan e-commerce sudah menyediakan pembayaran melalui e-wallet, penggunaan mobile banking dan kartu kredit untuk belanja online masih mendominasi. Padahal, transaksi nontunai melalui dompet digital merupakan salah satu cara paling efisien dalam melakukan berbagai transaksi. Tanpa harus kerepotan melakukan transfer dengan tambahan biaya administrasi atau khawatir mencantumkan data kartu kredit dalam aplikasi e-commerce, kita bisa melakukan pembayaran belanja online dengan lebih nyaman dan praktis melalui e-wallet. Bagi perekonomian Indonesia, transaksi nontunai yang cepat dan mudah juga mendukung peningkatan konsumsi masyarakat, sehingga perputaran uang pun berjalan semakin cepat.
4. Arus Keuangan Lebih Terpantau
Setiap kamu bertransaksi secara nontunai, semua transaksi akan tercatat di dalam sistem secara akurat. Aplikasi e-wallet dilengkapi fitur yang mencatat setiap transaksi yang dilakukan, sehingga kamu bisa mengecek aliran pengeluaran kamu. Hal ini cukup berguna buat kamu yang kesulitan membuat anggaran atau budget pengeluaran setiap bulannya. Walau demikian, penting juga untuk melakukan cara lain untuk memanfaatkan e-wallet secara cermat. Misalnya, kamu bisa membayar berbagai tagihan PLN, TV kabel, serta BPJS kesehatan, yang biasanya berpotensi memberikan cashback jika dimanfaatkan secara tepat. Selain itu, kamu juga dapat membatasi uang yang dialokasikan dalam dompet elektronik ini. Dengan demikian, pengeluaran kamu jadi lebih teratur.
5. Transaksi Cashless Sudah Diterima di Banyak Tempat
Nah, kamu nggak perlu khawatir untuk beralih ke cashless karena sekarang hampir sebagian besar usaha, baik retail, restoran, hingga jasa sudah menyediakan transaksi cashless. Dari yang sederhana seperti penyediaan mesin EDC, hingga transaksi secara digital menggunakan e-wallet. Contohnya saja, usaha yang menggunakan Qasir sebagai point of sales kini sudah bisa menerima transaksi menggunakan DANA. Pembayaran melalui e-wallet lainnya seperti OVO, GoPay, dan LinkAja juga akan segera menyusul.
Dalam prosesnya, metode pembayaran nontunai memang tidak sepenuhnya sempurna. Salah satu contohnya adalah uang elektronik dan dompet digital berpotensi membuat masyarakat lebih konsumtif dalam berbelanja. Keberhasilan transaksi juga ditentukan oleh gadget dan kualitas jaringan yang kita miliki. Akibatnya, keseharian kita pun kian bergantung kepada teknologi. Meski begitu, transaksi cashless nyatanya punya begitu banyak keuntungan dalam skala nasional. Jika kita mampu memanfaatkannya dengan baik, hal ini tidak hanya bermanfaat bagi masyarakat secara kolektif, tapi juga kita secara pribadi, yaitu dengan menghadirkan pengalaman dan kemudahan bertransaksi yang jauh berbeda dari sebelumnya.
Jadi, gimana BossQ? Sudah siap jadi bagian dari cashless society?