Edukasi

Sejarah Toko Kelontong di Indonesia dan Jenisnya

23 Nov 2022, Ditulis oleh Annisa

 Sejarah Toko Kelontong di Indonesia dan Jenisnya

Toko kelontong atau yang biasanya juga disebut sebagai minimarket adalah sebuah toko kecil yang sering ditemukan di sekitar perumahan di perkotaan. Kebanyakan toko kelontong dikelola langsung secara perseorangan oleh pemiliknya. Sejarah toko kelontong di Indonesia cukup berpengaruh. Bisnis toko kelontong yang cukup fleksibel menjadikan usaha ini cukup diminati. Sejarah toko kelontong yang awalnya dijadikan sebagai pemasukan utama, pada era ini, usaha ini justru banyak dijadikan sebagai pemasukan sampingan karena bisa dilakukan sambil tetap bekerja atau mengurus keluarga. 

 

Tercatat di sejarah toko kelontong di Indonesia dulunya banyak yang masih bersifat konvensional, dimana pembeli membayarkan secara tunai atau barter kepada penjual setelah selesai berbelanja. Namun, seiring berkembangnya teknologi, toko kelontong modern sudah meninggalkan sejarah toko kelontong yang lama. Sekarang banyak toko yang sudah memakai sistem pembayaran non-tunai atau digital di perkotaan, seperti Indomaret, Alfamart, FamilyMart, Lawson, dan lain-lain. Selain berbelanja kebutuhan sehari-hari seperti makanan, minuman, dan bahan pokok, masyarakat juga bisa memanfaatkan layanan pengisian pulsa, pembayaran tagihan listrik hingga tagihan kredit kendaraan.

 

Alasan Dinamakan Warung Kelontong

Sejarah toko kelontong di Indonesia sudah terukir sejak masa kolonial pada abad ke-19 dulu. Pada saat itu, pemerintah mendorong kenaikan produksi barang-barang kebutuhan pokok untuk masyarakat sehingga membuat pasar lokal di Indonesia banyak yang menyediakan dan menjual barang-barang tersebut. 

 

Masyarakat Tionghoa melihat fenomena ini sebagai suatu peluang usaha dan mulai menjajakan barang dagangannya dengan berkeliling. Sejarah toko kelontong pada mulanya terbentuk dari alat bunyi-bunyian yang sering dibawa oleh mereka. Alat itu berbentuk seperti rebana dengan tali pendek di kedua sisi dan biji bulat di ujungnya. Rebana ini digerakkan ke kiri dan kanan pada tangkainya untuk memberitahu kepada masyarakat yang ada di dalam rumah bahwa pedagang keliling itu sedang melewati rumahnya. Dari bunyi itu, banyak orang yang akhirnya membuat penamaan dengan kata ‘kelontong’.

 

Sejarawan meneliti bahwa pada sejarah toko kelontong dulunya menjual barang yang cukup beragam, mulai dari beras, bumbu dapur, peralatan rumah tangga hingga sabun. Karena permintaan kebutuhan pokok itu semakin meningkat, para pedagang keliling mulai mendirikan toko permanen di desa-desa. Masyarakat juga menjadi lebih mudah mengakses toko tersebut untuk memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari. Fenomena sejarah toko kelontong inilah yang menyebabkan banyak toko kelontong mulai berdiri secara permanen di area-area perumahan. Barang yang dijual juga semakin banyak dan beragam, berbeda dengan berjualan keliling yang dulunya jumlahnya terbatas yang bisa dibawa oleh mereka.

 

Selain menjual kebutuhan pokok, pada sejarah toko kelontong, pedagang juga mencoba sistem kredit untuk ibu-ibu yang ingin membeli kebutuhan rumah tangga seperti panci, piring, atau lainnya, namun belum memiliki uang yang cukup. Sejarawan menyebutkan dalam sejarah toko kelontong, sistem kredit ini dulunya disebut sebagai ‘mendreng’.

Saat krisis moneter yang terjadi di Indonesia pada tahun 1989, tercatat pada sejarah toko kelontong menjadi tulang punggung untuk menyelamatkan keadaan ekonomi Indonesia tetap stabil. Saat krisis, ada sebanyak 99 persen pelaku usaha berjenis mikro kecil menengah turut andil membantu kebangkitan ekonomi pemerintah. 

 

Perbedaan Toko Sembako dan Toko Kelontong

Berdasarkan sejarah toko kelontong, mulanya orang menyebut toko dengan kata ‘warung’. Toko berskala kecil ini banyak menjual berbagai macam barang kebutuhan sehari-hari. Dari banyaknya variasi barang yang dijual inilah yang memunculkan beberapa jenis toko. Ada dua jenis toko yang paling banyak ditemukan di Indonesia, yaitu toko sembako dan toko kelontong. Namun, apakah perbedaan dari kedua jenis toko itu?

 

Toko Sembako

Singkatan sembako diambil dari ‘Sembilan Bahan Pokok’. Sesuai dengan namanya, toko ini menjual bahan-bahan pokok yang selalu dibutuhkan oleh masyarakat. Bahan ini bisa berupa makanan ataupun minuman. Sejak dahulu, sejarah toko kelontong yang awalnya adalah toko sembako ini menjual beras, minyak, telur, daging, gula, dan lain-lain. Tanpa bahan-bahan ini, orang-orang tidak akan bisa memenuhi kebutuhan makanan sehari-harinya.

 

Toko Kelontong

Menilik balik sejarah toko kelontong yang tercipta dari kejelian pedagang Tionghoa melihat peluang, kini toko kelontong dapat dengan mudah diakses di area-area pemukiman. Dengan kemudahan itu, masyarakat sekitar dapat membeli barang-barang kebutuhan rumah tangga selain bahan pokok secara langsung. Ada beberapa barang yang dijual oleh pemilik toko kelontong.

  1. Sembako

Selain barang lain, bahan pokok juga termasuk dalam beberapa barang yang dijual di toko kelontong. Toko kelontong juga tetap harus menyediakan sembako karena ini adalah kebutuhan mendasar yang pasti dibutuhkan oleh masyarakat.

  1. Alat mandi dan perlengkapannya

Sejak dulu, pada sejarah toko kelontong tercatat bahwa para pedagang sudah mulai menjual sabun mandi seperti sabun atau sampo. Sekarang, produk sikat gigi, pasta gigi, hingga gayung mandi sudah bisa ditemukan di toko kelontong.

  1. Alat rumah tangga

Beberapa produk kebersihan rumah tangga seperti sabun cuci piring, sabun pel, hingga alat seperti sapu, pel, dan ember dapat dibeli di toko kelontong yang paling dekat dari tempat tinggal.

  1. Obat-obatan

Pedagang Tionghoa sejak dulu sudah bisa menjual obat-obatan herbal yang berguna untuk menyembuhkan penyakit-penyakit ringan seperti demam, batuk, atau pilek. Namun sekarang, masyarakat bisa membeli obat-obatan umum di toko kelontong tanpa perlu mendatangi apotek khusus untuk membeli obat.

  1. Kebutuhan anak dan bayi

Walaupun terlihat sepele, perlengkapan anak dan bayi sangatlah penting. Jika sewaktu-waktu membutuhkan popok ataupun minyak telon hingga sabun dan sampo bayi, masyarakat bisa membelinya di toko kelontong.

 

Ciri Khusus Toko Kelontong

 

Sejarah toko kelontong mencatat bahwa para pedagang sudah mulai menentukan beberapa kriteria untuk membuka toko. Kebiasaan ini pun terbawa hingga sekarang. Bagi orang yang ini membuka toko kelontongnya sendiri pasti akan melihat dan mengikuti ciri khusus yang ada di toko kelontong. Adapun ciri khusus toko kelontong ini meliputi;

 

  1. Berada di pemukiman yang padat

Lihat jumlah penduduk yang akan menjadi calon tempat toko kelontongmu berdiri. Sebaiknya calon pemilik toko kelontong melakukan survei terlebih dulu.

  1. Terletak di jalur perlintasan

Dengan berada di jalur yang sering dilintasi oleh masyarakat sekitar, toko kelontong akan menjadi target utama bagi pembeli. Umumnya para pembeli akan mendatangi toko kelontong yang paling dekat dengan rumahnya atau toko yang paling sering dilihat.

  1. Ada di jalan besar

Toko kelontong yang besar umumnya mendapatkan barang dari distributor. Para distributor mengirimkan barang dalam jumlah besar dengan mobil truk. Dengan berada di jalan besar, nantinya akan memudahkan distributor mengirim pasokan barang.

  1. Toko pesaing masih sedikit

Sebelum membuka toko kelontong, lihatlah terlebih dulu apakah ada toko kelontong lain yang sudah terlebih dulu berdiri di area dimana toko kelontongmu akan berdiri. Solusi terbaik adalah membuka toko kelontong dengan jarak yang agak sedikit jauh dari toko yang sudah ada. Kamu juga bisa melihat apakah toko itu ramai pembeli atau tidak. Dengan melihat jumlah pembeli, kamu akan bisa mengetahui apakah masyarakat di area itu memiliki potensi untuk berbelanja di toko kelontongmu nantinya.

  1. Tempatkan di dekat pusat keramaian

Umumnya toko kelontong bersifat pasif dan tidak menarik pembeli secara langsung untuk berbelanja. Dengan menempatkan toko di dekat pusat keramaian seperti sekolah atau masjid, secara tidak langsung kamu sudah mempromosikan tokomu.


Terhitung dari sejarah toko kelontong sejak dulu, baik toko kelontong berskala kecil maupun besar, keduanya akan tetap dibutuhkan oleh semua orang karena masyarakat Indonesia sudah sangat bergantung pada toko kelontong. Hal yang perlu diperhatikan adalah strategi dalam mengelola operasional agar kamu sebagai pemilik usaha dapat terhindar dari kerugian. Mengelola operasional tidaklah mudah. Namun, kamu dapat menggunakan Qasir Pro sebagai teman untuk usaha retail yang dapat membantumu mencatat jumlah stok barang, mengingatkanmu kapan masa kedaluwarsa barang, sehingga mempermudah transaksi dengan pembeli dalam satu aplikasi yang mudah penggunaannya.

 

#qasir   #sejarahtokokelontong  #tokokelontong

Share artikel ini