Inspirasi
Potensi Usaha Franchise di Indonesia Dilihat dari Perkembangannya
Mungkin kamu belakangan ini merasa usaha franchise makin menjamur. Beberapa brand franchise lokal sudah mulai banyak ditemui di booth-booth maupun di outlet-outlet di keramaian. Itu mengapa banyak yang menganggap bisnis franchise seolah tak pernah mati. Waralaba pun sering dianggap sebagai penemuan zaman modern.
Namun, tahukah kamu? Sistem usaha ini sudah ada sejak era 1500-an lho. Bisnis Waralaba mulai dikenal di Indonesia sejak 1950-an.
Melansir dari Neraca.co.id, Indonesia mengenal sistem waralaba sejak muncul dealer kendaraan bermotor melalui pembelian lisensi.
Tak banyak cerita tentang ini. Namun, sejak saat itu, franchise terus berkembang di Tanah Air.
Gelombang kedua perkembangan waralaba terjadi mulai 1970-an. Hal ini ditandai dengan mulainya sistem pembelian lisensi plus. Pada kala itu, franchisee (pembeli waralaba) tidak sekedar menjadi penyalur, tapi juga memiliki hak untuk memproduksi produknya.
Hingga akhirnya, usaha franchise semakin berkembang. Malah, pada saat ini, banyak masyarakat yang membuka bisnis dengan membeli lisensi ke franchisor (pemilik waralaba).
Sebab Waralaba Cepat Bertumbuh
International Franchise Association dalam laman resminya menyebut, ada tiga hal yang mendorong pertumbuhan bisnis waralaba. Ketiga hal itu adalah keinginan usahawan untuk berkembang, keterbatasan modal manusia dan keuangan, dan kebutuhan untuk mengatasi jarak yang sangat jauh.
Di Tanah Air, seorang calon franchisor yang ingin membangun usaha waralaba tidak mudah. Ada sejumlah syarat yang harus dipenuhi.
Syarat Pendirian Waralaba
Merujuk pada Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 71 Tahun 2019, jika ingin mendirikan waralaba, usahamu harus memenuhi 6 syarat, yakni:
1. Punya ciri khas.
2. Terbukti sudah memberikan keuntungan.
3. Memiliki standar atas pelayanan dan barang dan/atau jasa yang ditawarkan yang dibuat secara tertulis.
4. Mudah diajarkan dan diaplikasikan.
5. Adanya dukungan yang berkesinambungan.
6. Hak Kekayaan Intelektual (HKI)-nya telah terdaftar.
Contoh Sukses Waralaba
Nah, ada sejumlah usaha franchise asli Indonesia yang sudah teruji ketahanannya dan bisa menjadi inspirasi usahawan lain. Qasir merangkum kisah franchise fenomenal di Tanah Air yang dilansir Merdeka.com.
1. Ayam Bakar Mas Mono
Hampir di setiap kota besar, gerai ayam bakar ini dapat ditemui. Namun, di balik suksesnya, terselip kisah jatuh bangun sang pemilik dalam merintis usaha ini.
Awalnya, Pramono atau yang akrab disapa Mas Mono menjual ayam di gerobak di bilangan Tebet, Jakarta Selatan. Apes, pada hari pertama jualan, gerobak Mas Mono ambruk hingga ayamnya berjatuhan. Bagaimana tidak? Kala itu, gerobak yang digunakan adalah gerobak untuk gorengan yang tak mampu menahan beban perlengkapan berjualan ayam bakar, mulai dari nasi hingga piring dan gelasnya.
Namun, kerja keras Pramono terbayarkan. Dia kini punya banyak cabang di Tanah Air hingga luar negeri.
2. Es teller 77
Murniati Widjaja kini bisa menikmati hasil manis usaha es telernya. Saat ini Es Teller 77 sudah mempunyai banyak outlet.
Usahanya dimulai dari sebuah warung tenda sederhana di teras sebuah pertokoan di Duta Merlin, Jakarta Pusat.
Es Teller 77 pertama kali diwaralabakan oleh menantu, Murniati, Sukyanto Nugroho pada 1987. Ketika itu, Es Teller 77 berumur enam tahun.
3. Kebab Baba Rafi
Usaha yang mulai didirikan sejak 2003, oleh Hendy bersama mantan istrinya di Surabaya. Bermodal gerobak sederhana, Kebab Baba Rafi mulai diwaralabakan ketika dua tahun berjalan. Usaha tersebut kemudian berkembang sangat cepat hingga mempunyai ratusan outlet di seluruh Indonesia.
4. Dcost
Gerai Dcost hampir menghiasi di setiap mal di seluruh Indonesia. Restoran spesialisasi seafood ini didirikan Christian Sia pada 2006, di bawah bendera PT Pendekar Bodoh. Saat ini, usaha tersebut diteruskan oleh anaknya Darmawan Ekaputra atau disapa Darek.
Franchise dan Pandemi
Setelah membahas soal kisah inspiratif, tak afdol ketika tidak mengulas soal bisnis franchise di Tanah Air saat ini. Terlebih, kita tengah menghadapi pandemi Covid-19 yang seolah tak berujung.
Tak bisa dipungkiri, kenyataannya, selama pandemi Covid-19 bisnis waralaba menerima pukulan keras. Beberapa usahawan memutuskan untuk menutup gerai dan merumahkan karyawannya.
Ketua Umum Perhimpunan Waralaba dan Lisensi Indonesia (WALI) Levita Supit, kepada CNN Indonesia, mengatakan pukulan terutama dialami oleh waralaba food and beverage yang terpaksa beroperasi terbatas dan sempat tak dapat melayani makan di tempat (dine in).
Tutupnya pusat perbelanjaan seperti mal juga membuat bisnis waralaba lainnya mulai dari produk fashion hingga jasa potong rambut ikut terdampak.
"Hampir semua jatuh. Mungkin hanya beberapa waralaba yang bisa bertahan seperti apotek dan yang berhubungan dengan kesehatan," ucap Levita, Selasa 24 November 2020.
Namun uniknya, waralaba bidang food and beverages pula lah yang mampu bertahan di tengah sulitnya masa pandemi Covid-19. Terutama bagi mereka yang masih melakukan penjualan delivery.
"Bisnis ini masih tetap survive, karena masih bisa melakukan penjualan take away atau delivery. Bisnis ini pun berkembang dengan semakin banyaknya pemain di bidang food and beverages," kata Levita, seperti dilansir Kontan, Sabtu 20 Januari 2021.
Direktur Strategis PT Illuminate Research Asia, sebuah konsultan riset pemasaran, Haris Fajar Rahmanto dalam wawancaranya dengan CNN Indonesia mengatakan, banyak muncul waralaba dengan konsep baru kala pandemi. Konsep baru ini justru mendapat sambutan positif dari masyarakat. Misalnya, KFC Naughty by Nature dengan konsep healthy fast food.
"Contoh lainnya, adalah Nyapii Sei Sapi Asap dan Nasi Goreng Tiarbah, yang justru ekspansi outlet cukup banyak ketika pandemi," ucap Haris Fajar, Jumat, 27 November 2020 lalu.
Memanfaatkan FOMO
Menurut dia, konsep baru itu memanfaatkan budaya FOMO alias fear of missing out. Salah satunya perasaan cemas dan ketakutan masyarakat yang ditimbulkan karena pandemi Covid-19. Dalam hal ini ketakutan jika tidak memiliki bisnis sampingan untuk medapatkan tambahan penghasilan. Di sinilah para usahawan berlomba-lomba melahirkan produk baru yang benar-benar unik, mengingat persaingan yang ada semakin ketat.
"Selama ada sesuatu yang baru dan unik yang ditawarkan ke konsumen, maka mereka akan berusaha untuk menjadi yang pertama untuk mencoba," jelas Haris.
Prospek Franchise
Sementara, jika berbicara soal prospek franchise ke depan, Asosiasi Waralaba Internasional (IFA) memperkirakan bisnis waralaba tumbuh positif pada tahun ini. Hal itu sesuai dengan Laporan Prospek Ekonomi tahunannya yang merinci proyeksi perkiraan ekonomi industri waralaba untuk 2021 yang dilansir Qasir dari laman resminya.
Qasir juga mengutip pernyataan Ketua Asosiasi Lisensi Indonesia (Asensi) sekaligus Ketua Pengembangan Resto Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Susanty Widjaya kepada Kompas.com.
Susanty mengatakan, usaha waralaba bakal cerah pada 2021 ketimbang tahun sebelumnya.
"Saya rasa franchise di 2021 akan lebih baik dan lebih berkembang jika di bandingkan dengan tahun 2020. Kita tahu 2020 tahun yang dipaksa untuk bertahan dari pandemi, banyak juga yang usaha yang gulung tikar. Namun, di 2021 mereka akan lebih fight lagi," ujar dia, Kamis 14 Januari 2021.
Kenapa? Apa indikatornya?
Menurut dia, salah satu indikatornya adalah penemuan vaksin Covid-19.
Adanya vaksin, lanjut dia, akan membuat pelaku usaha merasa lebih percaya diri, lebih aman, dan lebih nyaman beraktivitas di luar rumah.
Selain itu, dia menyebut, banyak calon pengusaha lahir di tengah penutupan usaha dan pemutusan hubungan kerja akibat pandemi. Apalagi, membuka bisnis franchise relatif lebih mudah dan sederhana ketimbang membangun usaha dari nol.
"Khususnya bagi pengusaha yang pemula, membuka bisnis franchise tidak perlu pusing-pusing lagi memikirkan dari A sampai Z. Tapi, tinggal mengikuti sistem dan prosedur, sudah ada SOP, jadi tinggal ngikutin," jelasnya.
Baca juga: